:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Senin, 13 Agustus 2018 | 23:18 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 278
Mataram, InfoPublik - Hingga Minggu (12/8/2018), tercatat 390 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka, serta sebanyak 352.793 warga mengungsi akibat gempa bumi berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu 5 Agustus 2018.
Jumlah pengungsi ini akan bertambah karena banyak juga warga yang masih mengungsi di lokasi dekat rumah masing-masing. Sementara itu total rumah rusak sebanyak 52.812 unit. Kerusakan di dua Kecamatan yakni Kecamatan Bayan dan Kayangan mencapai 95 persen. Kemudian sarana pendidikan yang rusak sebanyak 458 unit.
Hal ini disampaikan Danrem Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos.,SH dalam konferensi persnya Senin (13/8/2018). Ia mengatakan , korban terdampak gempa Lombok masih saja bertambah hingga hari ke enam.
"Dalam menanggapi hal ini kami akan terus bekerja maksimal," katanya.
Sebagai informasi, sesuai dengan surat keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 360-653 tahun 2018, tanggap Darurat bencana Gempa Lombok diperpanjang hingga 25 Agustus 2018.
Menurutnya, pengaduan masyarakat melalui akun media sosial adalah hal yang wajar dan pihaknya langsung turun ke lokasi untuk mengecek kebenarannya.
"Banyak pengaduan awal warga melalui whatsapp tetapi kami pastikan semua sudah tersentuh bantuan dan kondisin semakin hari semua semakin membaik, kami telah banyak mengunjungi dan langsung meninjau lokasi melalui darat dan udara," jelasnya.
Upaya dalam menanggulangi bencana tersebut terus dilakukan oleh pemerintah, memberikan tenda, mendirikan RSU lapangan di setiap kecamatan, memantau perkembangan dampak gempa dan terus menyalurkan logistik.
"Kendala yang kami hadapi saat ini adalah masih kurangnya peralatan dan logistik, listrik tidak berfungsi, terputusnya sebagian sarana telekomunikasi dan terganggunya jaringan air PDAM," ungkapnya lagi.
Polda juga telah membangun tenda dan menempatkan personil di setiap kecamatan dan desa untuk mengantisipasi keamanan sehingga masyarakat merasa aman dan bisa segera melapor jika ada hal yang berbahaya. Polri bersama TNI juga tetap melakukan patroli siang dan malam di setiap desa terdampak gempa.
Danrem juga mengungkapkan, kendala utama saat ini adalah MCK yang terbatas. "Perlu sanitasi yang baik karena ini adalah jangka panjang". Ucapnya.
Sementara itu, Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMkG) mencatat telah terjadi 451 kali gempa bumi susulan hingga Jumat (10/8/2018), 20 kali Gempa dirasakan sangat kuat oleh masyarakat.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa susulan dengan skala kecil akan terus terjadi hingga empat Minggu ke depan di wilayah Lombok. "Tiga hingga empat Minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi, ini proses alam dan kita harus menerimanya," Kata Dwikorita. (MC Sumbawa Barat/Feryal/tifa/Vira)