- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 18 Desember 2024 | 21:47 WIB
: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi didampingiSekretaris Pelaksana Harian Kemenko Bidang Pangan, Kasan, Satgas Pangan Kombes Pol. Hermawan serta para kepala asosiasi dan stakeholder pangan saat menyampaikan pernyataan pers nya seusai Rapat Koordinasi Pengamanan HBKN di Kantor Bapanas, Jakarta, Kamis (5/12/2024)/Foto : InfoPublik/Farizzy Adhy
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 5 Desember 2024 | 14:37 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 202
Jakarta, InfoPublik – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa ketersediaan dan distribusi pangan strategis menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 aman dan terkendali.
Hal ini disampaikannya seusai Rapat Koordinasi Pengamanan HBKN di Kantor Bapanas, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Kepala Bapanas menyebut bahwa seluruh pihak, mulai dari kementerian, lembaga terkait, hingga asosiasi di sektor pangan, telah berkoordinasi untuk memastikan kelancaran pasokan dan stabilitas harga di tingkat petani maupun konsumen.
"Alhamdulillah, dari laporan yang ada, mayoritas kebutuhan menjelang HBKN semuanya aman dan stabil. Ada beberapa catatan penting bahwa kita harus lebih menjaga harga di tingkat petani, seperti yang teman-teman media dengar tadi." ujarnya.
Arief menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah strategis untuk menjaga harga komoditas, termasuk beras, minyak goreng, dan cabai. Menurutnya, peran Bulog dan ID FOOD sebagai co-factor dalam distribusi pangan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas tersebut. “Bulog dan ID FOOD siap mendukung produsen dalam distribusi. Pesanan-pesanan sudah mulai didistribusikan secara bertahap,” jelas Arief.
Untuk komoditas minyak goreng, khususnya Minyakita, pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter.
“Kami akan menjaga harga ini agar tetap stabil di pasaran. Meski begitu, beberapa daerah membutuhkan perlakuan khusus, seperti Papua dan wilayah terpencil lainnya,” tambahnya.
Arief juga mengungkapkan pentingnya setiap daerah memiliki cadangan pangan pemerintah. Saat ini, Bulog telah menyiapkan cadangan beras sebesar 2 juta ton. “Dengan adanya cadangan pangan, harga beras tetap stabil. Pemerintah daerah juga perlu menyusun neraca pangan masing-masing untuk mengetahui produksi dan surplus yang dimiliki,” ujarnya.
Kepala Bapanas itu mencontohkan, jika ada surplus cabai di Jawa Timur, maka hasil panen bisa dikirim ke daerah yang mengalami kenaikan harga, seperti Jakarta. "Distribusi ini harus berjalan secara end-to-end hingga ke konsumen. Tidak bisa hanya berhenti di pemerintah daerah, tetapi juga harus melibatkan pengusaha dan asosiasi pasar," katanya.
Bapanas juga menyiapkan langkah antisipasi untuk kebutuhan pangan pada Februari dan Maret 2025, mengingat beberapa komoditas memiliki waktu distribusi yang panjang. “Kami sudah mempersiapkan semuanya, sehingga kebutuhan pangan tetap aman,” pungkas Arief.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha, Arief optimistis pasokan dan harga pangan dapat terus dijaga, terutama di momen penting seperti Nataru.
Turut hadir dalam Rakor teresebut, Sekretaris Pelaksana Harian Kemenko Bidang Pangan, Kasan, Direktur Barang Kebutuhan dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bambang Wishnubroto, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Intan Rahayu, Kasubsatgas Ketersediaan Pangan Satgas Pangan Polri, Kombes. Pol. Hermawan, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa dan beberapa perwakilan dari Kementerian/Lembaga, Dinas Pangan daerah seluruh indonesia, asosiasi pangan dan stakeholder pangan baik yang bergabung secara daring maupun luring.