- Oleh Putri
- Rabu, 25 Desember 2024 | 06:16 WIB
: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat acara puncak Pekan Kesadaran Resistansi Antimikroba Sedunia (WAAW) 2024/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti dampak serius dari resistansi antibiotik (AMR) yang menjadi ancaman nyata yang mengancam kesehatan manusia, lingkungan, dan ekonomi.
Hal tersebut disampaikannya saat acara puncak Pekan Kesadaran Resistansi Antimikroba Sedunia (WAAW) 2024 pada Minggu (8/12/2024) di Bundaran HI, Jakarta, dengan mengusung tema global “Educate, Advocate, Act Now”.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Kendari, Menkes Budi menyaksikan tingginya angka kematian akibat infeksi yang tidak lagi responsif terhadap pengobatan antibiotik.
“Kita melihat pembelian antibiotik di Indonesia meningkat dari Rp5-6 triliun per tahun menjadi Rp10 triliun. Banyak yang digunakan tanpa resep dokter, bahkan tersebar dilingkungan seperti sungai dan laut,” kata Menkes Budi.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan, AMR juga merugikan sektor ekonomi dan lingkungan. Salah satu contohnya adalah penolakan produk laut Indonesia di pasar internasional karena kadar antibiotik yang tinggi.
Menkes Budi menegaskan bahwa resistansi antimikroba adalah ancaman yang harus segera ditangani melalui perubahan perilaku masyarakat.
Masyarakat diajak untuk lebih bijak dalam menggunakan antibiotik, seperti hanya menggunakannya sesuai resep dokter, menghindari pembelian bebas, dan tidak menggunakan antibiotik secara berlebihan pada hewan.
“Resistansi antibiotik adalah ancaman nyata. Jika kita terus membiarkan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol, di masa depan, obat-obatan ini tidak lagi efektif melawan infeksi. Mari bersama-sama mengedukasi masyarakat dan mendorong perilaku bijak dalam penggunaan antibiotik,” kata Menkes Budi.