- Oleh Putri
- Jumat, 22 November 2024 | 22:34 WIB
: Ilustrasi/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik – Selain program imunisasi Human Papiloma Virus (HPV), pemerintah Indonesia juga aktif menggalakkan skrining dini untuk kanker serviks bagi perempuan berusia 30 hingga 69 tahun, melalui metode DNA HPV Co-Testing.
Pada 2023, program itu berhasil menjangkau lebih dari 16.000 perempuan di DKI Jakarta, dan pada awal 2024, program ini diperluas ke seluruh provinsi di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang terjadi pada perempuan, setelah kanker payudara.
"Sebanyak 70 persen kasus kanker serviks yang ditemukan berakhir dengan kematian karena sudah terdeteksi pada stadium lanjut, sehingga sangat penting untuk melakukan deteksi dini," ujar Nadia dalam keterangannya, yang dikutip oleh InfoPublik, Senin (11/11/2024).
Program skrining dini melalui DNA HPV Co-Testing ini merupakan bagian integral dari upaya pemerintah untuk menekan angka kejadian kanker serviks dan memfasilitasi intervensi yang lebih cepat. Dengan skrining dini, diharapkan lebih banyak kasus kanker serviks dapat terdeteksi pada stadium awal, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih efektif dan angka kematiannya bisa dikurangi.
Selain skrining dini, pemerintah Indonesia juga mendukung layanan jejaring pengampuan kanker dengan menunjuk Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais sebagai koordinator nasional. Program pengampuan rumah sakit jejaring kanker ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kanker di Indonesia, serta memastikan setiap perempuan memiliki akses yang tepat waktu dan berkualitas terhadap layanan deteksi dan penanganan kanker.
Melalui program ini, diharapkan tidak hanya deteksi dini yang dapat dilakukan, tetapi juga penanganan yang lebih cepat dan tepat agar setiap pasien mendapatkan perawatan yang optimal.
Program itu merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk mengurangi beban kanker serviks di Indonesia, dengan memperluas jangkauan layanan kesehatan dan memastikan semua perempuan memiliki akses terhadap layanan pencegahan, deteksi, dan pengobatan yang berkualitas.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk rumah sakit jejaring dan kebijakan yang mendukung, diharapkan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia dapat terus berkurang.