- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 7 November 2024 | 12:28 WIB
: Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Ferro Ferizka, saat memberikan pidato pada forum D-Futuro Futurist Summit 2024 Hari ke-2 yang bertajuk “Guarding Today, Guiding Tomorrow” di Kota Kasablanka, Jakarta, pada Rabu (6/11/2024)/Foto : InfoPublik
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 7 November 2024 | 05:49 WIB - Redaktur: Untung S - 127
Jakarta, InfoPublik - Dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, Pijar Foundation mengajak pemerintah, industri, dan masyarakat untuk bersinergi dalam menghadapi berbagai tantangan global. Kolaborasi lintas sektor itu dianggap krusial untuk membangun kepercayaan yang kokoh, guna menciptakan masa depan Indonesia yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Ferro Ferizka, saat memberikan pidato pada forum D-Futuro Futurist Summit 2024 yang berlangsung pada Rabu (6/11/2024) di Kota Kasablanka, Jakarta.
“Masa depan itu dimulai dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain. Jika kita berbicara tentang masa depan, kita harus menyadari bahwa situasi saat ini tidak baik-baik saja. Ketika ada rasa takut akan hal di luar sana, kita harus bangkit dan bergerak cepat,” ungkap Ferro dalam pantauan InfoPublik.
Ferro menekankan bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan industri sangat penting untuk memastikan Indonesia dapat beradaptasi dan berkembang menghadapi tantangan masa depan dengan kesiapan dan kepercayaan yang kuat. “Kita perlu membangun kepercayaan, baik di dalam negeri maupun dengan dunia internasional, agar ekosistem Indonesia dilihat sebagai tempat yang aman dan menjanjikan untuk investasi dan inovasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ferro menekankan pentingnya membangun kepercayaan antar sektor untuk mewujudkan visi bersama menuju Indonesia Emas 2045. “Kepercayaan itu tidak hanya penting di dalam negeri, tetapi juga pada tingkat internasional, agar Indonesia dapat dilihat sebagai negara yang stabil, siap berinovasi, dan mampu menyerap investasi secara maksimal,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Future Field di Pijar Foundation, Agung Sajiwo, menambahkan bahwa pengembangan talenta adalah langkah krusial dalam menciptakan daya saing global. “Kita perlu memastikan generasi muda memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri masa depan, sehingga mereka siap menyambut peluang dan tantangan yang ada,” jelas Agung.
Menurut Agung, program-program seperti Future Skills dari Pijar Foundation bertujuan untuk membangun ekosistem pendidikan dan pelatihan yang relevan, sehingga Indonesia tidak hanya berdaya saing, tetapi juga dipercaya oleh para investor sebagai mitra yang tangguh.
Sementara itu, dalam sambutannya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menyampaikan bahwa untuk menghadapi masa depan, Indonesia perlu menjadi "future smart" dengan berpikir dan bertindak seperti negara pendatang baru atau latecomer. “Sebagai pendatang baru, kita memang sudah kalah di start, tetapi kita harus mampu mendahului yang lainnya. Artinya, kita harus lebih smart,” ujarnya.
Pratikno mendorong Indonesia untuk tidak hanya meniru langkah negara maju, tetapi menemukan jalur inovatif sendiri, terutama dalam memanfaatkan peluang global seperti ekonomi hijau dan teknologi. Ia berharap forum seperti D-Futuro Futurist Summit 2024 dapat terus berjalan dan menjadi wadah kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa.
“Pendekatan yang lebih cerdas dan strategis ini memungkinkan Indonesia melompati ketertinggalan dan mencapai tujuan lebih cepat daripada sekadar mengikuti jejak negara lain,” pungkasnya.