Penurunan Prevalensi Stunting Jadi Program Utama Pemkab Bandung

: Foto: Ismadi Amrin/InfoPublik


Oleh Isma, Sabtu, 5 Oktober 2024 | 00:13 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 75


Bandung, InfoPublik - Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ruli Hadiana mengatakan, penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu program utama dan memerlukan dukungan serta partisipasi dari seluruh pihak.

Sebanyak 182 anak dalam kategori stunting, wasting, dan underweight, dan 58 ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) yang tersebar di Desa Banjarsari, Desa Margamukti, dan Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Jumat (4/10/2024) mengikuti program penurunan angka stunting.

Dalam program tersebut mereka menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kegiatan yang diinisiasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bekerja sama dengan Yayasan Care Indonesia tersebut sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung dalam Penurunan prevalensi stunting yang menjadi salah satu program utama

Selain pemberian makanan tambahan, warga memperoleh pendampingan dari petugas untuk menambah pengetahuan masyarakat terkait perilaku hidup sehat dan kelas pengasuhan, dengan usaha tersebut diharapkan adanya peningkatan status status kesehatan dan gizi ibu dan anak.

“Kami sangat mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dan kolaborasi untuk penurunan stunting ini. Kami yakin akan dapat mencapai target penurunan prevalensi stunting untuk Kabupaten Bandung tahun 2024 sebesar 17 persen,” ujar Ruli di Pangalengan, Kabupaten Bandung pada Jumat (4/10/2024).

Sementara CEO CARE Indonesia, Dr. Abdul Wahib Situmorang memaparkan, implementasi percepatan penurunan stunting ini akan dilakukan dengan pendekatan holistik melalui intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak akan dilakukan melalui pendampingan pengembangan kebun gizi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemulihan yang akan dikelola oleh 12 kelompok Dapur Sehat dengan 72 personil kader yang berkoordinasi dengan Puskesmas, perangkat desa dan perwakilan masyarakat desa. Ke-12 kelompok akan memastikan pelaksanaan PMT Pemulihan selama 90 hari.

Pada periode yang sama, lanjut Abdul Wahab, intervensi sensitif juga akan dilakukan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terkait perilaku hidup sehat dan kelas pengasuhan.

“Partisipan program akan memfokuskan pada sekitar 240 anak balita dengan kondisi stunting, underweight dan wasting serta ibu hamil dengan KEK, anemia dan ibu menyusui hingga Desember 2024. Bersama kader Dapur Sehat yang sebelumnya sudah mendapat pengembangan kapasitas dari CARE dan pembentukan SK dari desa, implementasi program akan memastikan seluruh kegiatan seperti pembentukan kebun gizi dan pelatihan serta pendampingan bagi keluarga partisipan berjalan serta terpantau hasilnya secara menyeluruh,” ujar Abdul.

Pemantauan implementasi program menurut Abdul akan dilakukan secara terperinci melalui pemantauan lapangan, pemantauan realtime melalui CARE Stunting Reduction Dashboard setiap kali PMT diberikan. Selain itu, pemantauan berkala tiap dua minggu, bulanan, tiap tiga bulan akan dilakukan untuk memastikan implementasi yang dilakukan membawa perbaikan gizi dan pemahaman partisipan.

“Konsistensi pemantauan dan evaluasi penting bagi kami sehingga akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Tidak hanya kepada masyarakat, pelibatan pemangku kepentingan lain seperti perangkat desa, lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat menjadi penting dalam melihat dampak, efektivitas dan efisiensi,” pungkas Abdul.