Kata BRIN, Ada 295 Patahan Aktif di Pulau Jawa

: Penjelasan Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi, BRIN, Nuraini Rahma Hanifa saat menjelaskan sesar aktif di Pulau Jawa saat acara webinar Talk to Scientist pada Rabu (3/4/2024) / foto: Humas BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 4 April 2024 | 11:58 WIB - Redaktur: Untung S - 242


Jakarta, InfoPublik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi mengungkapkan terdapat 295 patahan aktif yang ada di Pula Jawa. Hal itu berarti terdapat kejadian gempa minimal satu kali dalam 10 ribu tahun.

Dikutip dari berita Humas BRIN pada Kamis (4/4/2024), Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa menyampaikan bahwa 295 titik patahan aktif di Pulau Jawa didapatkan berdasarkan data tektonik pada 2017.

“Pada 2024 kita sedang melakukan pemutakhiran sumber gempa ini. Data yang kita pahami hampir 400 sumber gempa,” ujar Nuraini yang ia sampaikan dalam webinar Talk to Scientist pada  Rabu (3/4/2024).

Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Ocky Karna Radjasa, menyampaikan perlu adanya pengembangan riset yang menunjukkan adanya ancaman bencana sesar darat menyatakan, hal itu perlu dilakukan karena terdapat ancaman gempa bumi di Pulau Jawa tidak hanya berasal dari jalur subduksi.

“Gempa di Bawean beberapa minggu lalu, yang dampak guncangannya terasa hingga Surabaya, justru terjadi pada lokasi yang belum terpetakan dengan baik. Sehingga, diharapkan kegiatan ini bisa menambah pengetahuan dan basis data patahan aktif di Jawa,” ujar Ocky.

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Sonny Aribowo, juga turut mengatakan bahwa sesar-sesar di Pulau Jawa terlihat melewati kota-kota besar dengan infrastruktur yang sudah terbangun dan padat penduduk. Sementara, sesar-sesar lain yang sudah terpetakan perlu dilakukan penelitian lebih detail.

“Gempa di Bawean terjadi berdasarkan data tektonik adanya patahan tua namanya muria fault yang mungkin reaktivasi lagi. Karena kita masih punya tektonik fault dari subduksi di Selatan,” kata Sonny.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 21:17 WIB
BRIN Jelaskan Ada Awan yang Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 13 Mei 2024 | 13:10 WIB
BRIN Paparkan Strategi dan Teknologi Inovatif Pengendalian Vektor Dengue di Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 13 Mei 2024 | 13:09 WIB
BRIN-PT Dahana Manfaatkan Propelan ISP-240 untuk Bahan Bakar Roket Pertahanan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 13 Mei 2024 | 12:33 WIB
BRIN Jelaskan Teknik Serangga Mandul untuk Cegah Penyakit DBD
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 13 Mei 2024 | 10:12 WIB
BRIN-SUT Thailand Perkuat Kolaborasi untuk Riset Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 16:15 WIB
Ini Cara Pemuliaan Tumbuhan untuk Dapatkan Kayu Berkualitas Tinggi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 23 April 2024 | 11:18 WIB
BRIN Siap Pacu Kinerja Riset dan Inovasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Budi Daya Ekosistem Gambut