Riset Inovasi yang Kuat Berasal dari Multidisiplin

: Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Iman Hidayat pada kegiatan Sosialisasi dan sharing session Launching Pendanaan Riset dan Inovasi 2024, di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada Selasa (6/2)/Foto: dok. Humas BRIN.


Oleh G. Suranto, Rabu, 7 Februari 2024 | 09:49 WIB - Redaktur: Untung S - 116


Jakarta, InfoPublik - Indonesia memiliki empat pilar pembangunan, dalam pilar tersebut pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu dari empat pilar pembangunan tersebut. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dan unggul serta penguasaan iptek merupakan kunci dari majunya suatu bangsa termasuk Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Iman Hidayat pada kegiatan Sosialisasi dan sharing session Launching Pendanaan Riset dan Inovasi 2024, di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada Selasa (6/2/2024).

“Dalam konteks pembangunan iptek tentu sumber daya manusia menjadi kunci dari keberhasilan, tanpa SDM yang kuat tidak akan mungkin menghasilkan hasil riset dan inovasi yang kompetitif dan bagus. Sehingga kalau SDM-nya dibangun dengan kuat maka hasil riset kontribusinya akan meningkat bagi pembangunan,” ujar Iman dalam keterangannya dikutip dari laman BRIN, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Menurut Iman bahwa hasil riset inovasi yang kuat berasal dari multidisiplin, karena multidisiplin maka memerlukan keterlibatan berbagai pihak. karena fungsi BRIN sebagai enabler untuk membangun ekosistem riset dan inovasi yang kokoh di Indonesia, maka seluruh stakeholder utamanya perguruan tinggi yang memiliki SDM berlimpah menjadi sumber yang luar biasa maka perlu kita kelola dengan baik.

Lebih lanjut Iman menyampaikan sebagai executing agency BRIN juga berperan sebagai enabler, fasilitas - fasilitas yang dimiliki BRIN akan berdampak bagi masyarakat jika organisasi riset, pusat riset dan para perisetnya yang merupakan enabler untuk menyatukan seluruh stakeholder bekerja sama. Karena tanpa lembaga riset, perguruan tinggi, dan swasta bekerja sama maka hasil iptek yang berdaya saing untuk pembangunan ekonomi akan sulit terwujud.

“Organisasi riset menjadi kunci bagaimana fasilitasi yang diciptakan oleh BRIN bisa berjalan dan berdampak untuk seluruh stakeholder,” paparnya.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Padjajaran, Hendarmawan, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Universitas Padjajaran pada 2023 mendapatkan beberapa hibah riset dari BRIN.

Dalam paparannya Hendarmawan menjelaskan pendanaan hibah riset dari BRIN untuk Universitas Padjajaran 2023 telah menghasilkan 10 judul Mandatory Covid, 3 Judul Mandatory PRN, 38 Judul RIIM dan 4 Judul Pusat Kolaborasi Riset.