BRIN Dukung Pengelolaan Sampah di Subang

:


Oleh G. Suranto, Kamis, 1 Juni 2023 | 19:35 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 198


Jakarta, InfoPublik - Sampah sering menjadi masalah yang krusial yang dapat menimbulkan bencana, seperti penyumbatan saluran air yang kemudian bisa menyebabkan banjir luapan selokan. Tumpukan sampah yang tidak dikelola juga berpotensi menyebabkan terjangkitnya penyakit.

Hal tersebut terjadi karena minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengelolaan sampah yang tentunya dapat meningkatkan nilai ekonomis masyarakat.

, Rabu (31/5) menyampaikan, saat ini sampah sudah menjadi masalah yang cukup besar di Subang.

“Kami berupaya berkontribusi melalui pengembangan mesin pengolah sampah (MPS) dengan teknologi insinerator yang bisa dimanfaatkan oleh unit paling kecil, misal dari RT/ RW,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG BRIN) Achmat Sarifudin, dikutip dari keterangan resmi BRIN di Jakarta, Kamis (1/6/2023).

Selain itu, katanya, ada juga pengembangan biokonversi maggot yang dapat diimplementasikan untuk mengolah sampah organik.

Saat menerima kunjungan PT Dahana dan SMK Cibogo di Kawasan Sains Muhammadi Siswosudarmo, Achmat juga berharap ada kolaborasi antara BRIN dengan perusahaan tersebut, terkait penanganan sampah yang bisa dimulai di level paling rendah di tempat binaan PT Dahana.

"Saya berharap PRTTG tidak berhenti pada insinerator, karena sebenarnya energi yang dihasilkan dari proses pembakaran memiliki potensi," imbuhnya.

Ketua Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Dahana, Eman Suherman menyampaikan bahwa tim nya memiliki program dan prioritas di sektor lingkungan.

"Kami sangat bersemangat terhadap isu penanganan sampah di lingkungan terkecil dengan hal - hal kecil yang bisa diimplementasikan secara langsung," ungkap Eman.

Dirinya juga menambahkan bahwa yang terpenting adalah bagaimana penanganan sampah bisa komprehensif dari hulu ke hilir yang tentu harus berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya BRIN.

"Bagaimana pengolahan sampah terintegrasi, dari mulai pemilahan sampai akhirnya menjadi berkah bersama," jelasnya.

Eman juga menyampaikan bahwa selama ini ada beberapa program-program TJSL PT Dahana yang bermitra dengan SMK Cibogo, seperti pembentukan Edupark, sebuah program kolaborasi dengan SMK Cibogo untuk praktek atau pelatihan.

Sementara itu, Ade Suhedin, Kepala Sekolah SMK Cibogo-Subang yang juga hadir dalam pertemuan menyampaikan, bahwa di SMK Cibogo ada kompetensi keahlian yang didalamnya ada agrobisnisagribisnis pertanian, perikanan, peternakan, sepeda motor, akuntansi dan rekayasa perangkat lunak.

Terkait pengelolaan sampah, Ade menjelaskan bahwa sejak tahun lalu program ini sudah mulai diinisiasi melalui berbagai kegiatan.

"Ada namanya kegiatan terkait kompetensi ataupun lomba pengelolaan sampah dan inovasi dengan sasaran menjadikan sampah plastik jadi hebel, paving block, dan yang non organiknya jadi pupuk pertanian dan untuk pakan ikan," jelasnya.

Dari riset yang dilakukan berharap ada kolaborasi dengan pihak BRIN untuk peningkatan sumberdaya yang ada di SMK Cibogo khususnya terkait dengan sistem, materi, dan teknologi pengelolaan sampah," kata Ade.

Periset PRTTG BRIN dari kelompok riset TTG prapanen dan panen, bidang pengelolaan sampah PRTTG BRIN, Arie Sudaryanto menyampaikan materi tentang pengembangan mesin pengolah sampah (MPS) berbasis teknologi insinerator (pembakaran).

"Kami berupaya mengembangkan peralatan yang sifatnya level RT/ RW, sehingga harapannya sampah ini bisa ditangani dari hulu," jelas Arie.

Menurutnya, selama ini alat pengolah sampah sudah cukup banyak namun sistem pengelolaannya masih menjadi tantangan. "MPS ini dikembangkan dengan kapasitas 100kg/ jam dengan target suhu pembakaran antara 800-900 derajat Celsius dan menggunakan bahan bakar oli bekas."

Periset dari Pusat Riset Perikanan, Yogi Himawan menyampaikan bahwa salah satu solusi pengelolaan sampah organik dapat melalui biokonversi maggot.

"Ide awal dari biokonversi maggot ini bermula saat bersama periset dari Institut de Recerche pour le Developpement (IRD) Prancis melakukan riset bersama untuk penanganan limbah sampah menjadi sesuatu yang berguna," jelas Yogi.

Selain itu, biokonversi maggot juga terkait bagaimana kebutuhan dunia akan pangan masa depan. Melalui biokonversi, maggot dimanfaatkan untuk mengolah sampah organik yang kemudian setelah usia tertentu maggot tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau unggas.

Koordinator Layanan Kerja Sama Subang Sumedang Garut, Rutriana Meilisa,  mejelaskan bahwa Biro Hukum dan Kerja Sama memfasilitasi kolaborasi dalam bentuk kerja sama riset apabila dilakukan dengan pusat riset.

"Terkait dengan kolaborasi untuk implementasi hasil risetnya, kita bisa mengajukan layanan tersebut melalui Kedeputian Pemanfaatan Riset dan Inovasi yang memang secara tugas dan fungsi memfasilitasi pemanfaatan hasil riset dan inovasi BRIN baik yang melalui komersial maupun non komersial," imbuhnya. 

Sumber Foto: Humas BRIN