:
Oleh G. Suranto, Selasa, 28 Februari 2023 | 16:55 WIB - Redaktur: Untung S - 227
Jakarta, InfoPublik - Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi atau Science Techno Park (STP) merupakan salah satu langkah strategis dalam mendorong hilirisasi hasil riset dan teknologi ke dalam proses industrialisasi. Untuk mendukung pengembangan STP di Indonesia,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek meluncurkan Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Technology Parks Project (PRIME STeP) 2023-2027, pada Senin (27/2/2023).
PRIME STeP merupakan proyek pengembangan STP di 4 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yaitu Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia. Proyek ADB No. 4272-INO ini didukung dana Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) dari Asian Development Bank sebesar 20,487 juta yen, atau sekitar 2,167 triliun rupiah. Proyek akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun atau 60 bulan, dimulai Januari 2023 hingga akhir Desember 2027.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan dukungan Asian Development Bank akan membantu Indonesia mewujudkan cita-cita memiliki STP yang unggul, yang dapat menghasilkan beragam inovasi dan teknologi berdaya saing. Pada akhirnya pengembangan STP akan mendukung pelaksanaan ekonomi nasional berbasis inovasi dan teknologi, sebagaimana tercantum dalam Major Project RPJMN 2020-2024.
“Saya berharap perguruan tinggi yang mendapatkan amanah dalam proyek itu dapat disiplin secara mutu, waktu, dan integritas sehingga mampu mencapai output yang dituju. Saya juga menekankan harapan yang besar kepada PTN yang diberikan amanah dan tanggung jawab agar dapat menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi lain sehingga dampak dan manfaat dari STP ini dapat dirasakan oleh berbagai pihak dan masyarakat,” ujar Nizam, seperti dikutip dalam rilis PPID DKI Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek, Lukman menyampaikan proyek kolaborasi PRIME STeP tidak hanya berdampak pada ekosistem pendidikan saja, melainkan menghasilkan dampak yang luas sehingga memberikan dampak langsung pada pengembangan industri dan ekonomi Indonesia ke depannya.
”Melalui proyek PRIME STeP, perguruan tinggi Indonesia diharapkan dapat menciptakan startup yang sukses, berpendapatan dari layanan berbayar perusahaan rintisan yang sukses diinkubasi serta paten dan lisensi, serta membuka lapangan pekerjaan yang diciptakan oleh startup,” terang Lukman.
Selain itu, menurut Lukman pada saat bersamaan, STP akan memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai tempat untuk melakukan beragam penelitian dan pengembangan, serta mengembangkan ekosistem kewirausahaan.
Project Manager PRIME STeP, Paulina Pannen menjelaskan proyek ini difokuskan pada tiga hal, yaitu peningkatan fasilitas riset, pengembangan, dan inovasi; peningkatan sistem inovasi dan kemitraan riset dan pengembangan strategis; serta penguatan kelembagaan STP di setiap PTN BH dan di pusat. “STP bukan hanya tempat atau bangunan, akan tetapi sebuah konsep bagi semua pihak untuk bertemu dalam pengembangan industri dan hilirisasi," pungkas Paulina.
Country Director Indonesia Resident Mission Asian Development Bank, Jiro Tominaga turut mengapresiasi kolaborasi dalam proyek PRIME STeP ini. Jiro optimis jika proyek ini mampu membawa kemajuan untuk Indonesia ke depannya. “Kami turut mengapresiasi untuk kesempatan dalam kolaborasi proyek yang dikembangkan melalui PRIME STeP dalam menghadirkan kemajuan kualitas manusia melalui edukasi, serta inovasi dan teknologi yang bersinergi di Indonesia ke depannya," ujar Jiro.
Sumber Foto: Ditjen Diktiritek