Indonesia Minta Negara Maju Tingkatkan Kontribusi Signifikan pada Global Environment Facility

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 11 Januari 2023 | 18:47 WIB - Redaktur: Untung S - 307


Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Republik Indonesia kembali meminta agar negara-negara maju meningkatkan komitmen mereka untuk meningkatkan kontribusi secara siginifikan terhadap Fasilitas Lingkungan Global atau Global Environment Facility (GEF) untuk pelaksanaan konservasi di negara-negara berkembang.

"Oleh karena itu, Indonesia menyerukan komitmen yang lebih kuat dari negara maju untuk secara signifikan meningkatkan kontribusi pada GEF, guna mengurangi kesenjangan pendanaan nasional negara berkembang untuk pelaksanaan program konservasi," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik terkait Workshop Global Environment Facility-8 (GEF-8) Regional Asia dan Pasifik di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (11/1/2023).

Wamen LHK mengatakan, pencapaian target global 30 by 30 sebagaimana diadopsi pada Kumning – Montreal Biodiversity Framework (KMBF), akan sangat bergantung pada kontribusi nyata dari negara-negara dengan keanekaragaman hayati besar (mega-biodiversity), yang sebagian besar adalah negara-negara berkembang.

Namun, negara-negara itu memiliki keterbatasan finansial dalam mengatasi tantangan yang sama terkait dengan iklim, degradasi lahan, dan konservasi keanekaragaman hayati.

“Oleh karena itu, Indonesia menyambut baik langkah-langkah yang diambil GEF dalam mendukung upaya untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan nasional, regional, dan global, yang telah dibahas dan dinegosiasikan dalam berbagai konvensi multilateral,” tutur Alue Dohong.

Dia berharap, workshop yang diselenggarakan pada 10-13 Januari 2023 ini, dapat memperkuat komitmen dan kolaborasi diantara negara-negara mitra GEF dalam mendukung pencapaian target tersebut.

"GEF-8 ini menjadi kesempatan yang penting untuk lebih memperkuat kolaborasi dan kerja sama berbagai negara di kawasan ini, khususnya dalam konteks pemanfaatan dana GEF untuk meningkatkan kontribusi terhadap berbagai tujuan lingkungan secara global," jelas dia.

CEO GEF, Carlos Manuel Rodriguez, mengatakan, pertemuan Asia Pacific Workshop (APW) ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum dan mendiskusikan Strategi Pemrograman GEF-8 (GEF-8 Programming Strategy).

Pertemuan ini juga memberikan panduan tentang partisipasi negara-negara anggota GEF dalam 11 Program Terpadu (Integrated Programs (IPs), yang diantaranya: Biomasa Hutan Kritis (Critical Forest Biomes); Solusi sirkular pada Polusi Plastik (Circular Solutions to Plastic Pollution); Restorasi Ekosistem (Ecosystem Restoration); Pengurangan Bahan Kimia Berbahaya dari Rantai Pasok (Eliminating Hazardous Chemicals from Supply Chains); Sistem Makanan (Food Systems); Net-Zero Nature-Positive Accelerator; dan Konservasi Kehidupan Alam Liar untuk Pembangunan (Wildlife Conservation for Development).

"Saya ingin mendengar update kondisi terkini dari seluruh peserta perwakilan dari 31 negara yang hadir pada APW ini, agar kita dapat merumuskan program global yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan, untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan prinsip no one left behind," katanya menandaskan.

Sekedar informasi, GEF merupakan mekanisme pendanaan hibah untuk perlindungan keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, restorasi ekosistem, serta pengurangan polusi dari bahan kimia dan limbah.

Kerja sama GEF menghubungkan 184 negara dengan lembaga masyarakat, organisasi PBB, sektor swasta, dan Lembaga pendanaan lingkungan lainnya untuk menghasilkan Global Environmental Benefit (GEBs) yang lebih besar.

Foto: Biro Humas KLHK