:
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan agar dai muda dapat dibekali dengan keahlian yang cukup mumpuni sehingga memiliki kemandirian saat ditugaskan untuk berdakwah.
Hal tersebut disampaikan Menko Muhadjir saat memberikan Kuliah Umum pada Musyawarah Kerja Nasional Ke-XV Wahdah Islamiyah di Makassar, pada Sabtu (26/11/2022).
“Karena itu setiap dai diberi keahlian tambahan di samping penguasaan agama, pendidikan vokasi juga sangat penting untuk membangun kemandirian para dai sehingga mereka memiliki bekal yang cukup pada saat ditugaskan dalam berdakwah,” kata Menko Muhadjir.
Pada dakwahnya, ia meminta dai muda untuk mengampanyekan dan mensosialisasikan program-program prioritas nasional khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, maupun sosial melalui media dakwah.
Penyesuaian perkembangan zaman pada saat ini, dakwah dapat lebih digencarkan secara virtual dengan memproduksi konten-konten yang positif, mencerahkan, dan menyejukkan.
“Saya mengajak kepada para dai di Wahdah Islamiyah untuk ikut mengkampanyekan dan menyukseskan program-program prioritas nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden baik itu secara langsung maupun virtual,” kata Menko Muhadjir.
Ia menjelaskan, program-program Wahdah Islamiah sebetulnya juga beririsan dengan organisasi kemasyarakatan Islam lainnya sehingga dapat saling mengisi dakwah-dakwah yang tidak bisa dijangkau.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin menjelaskan, Mukernas tahunan ini dilakukan untuk mempercepat program-program ishlah (gerakan sumbangsih perbaikan) Wahdah Islamiyah.
Soliditas adalah modal yang sangat penting untuk menjaga eksistensi baik skala organisasi maupun suatu negara. Maka kekokohan soliditas adalah keniscayaan.
“Gerakan ishlah tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada sinergi dan kolaborasi. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Konsep untuk soliditas dan kolaborasi ini dimulai dari jalan tengah yang bernama Pancasila,” ungkapnya.
Foto: Kemenko PMK