Paviliun Indonesia di COP27 UNFCCC Resmi Ditutup

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 18 November 2022 | 19:28 WIB - Redaktur: Untung S - 308


Jakarta, InfoPublik – Paviliun Indonesia di konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Perubahan Iklim atau COP27 UNFCCC, Sharm El Sheikh, Mesir, resmi ditutup oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, pada, Kamis (17/11/2022) malam waktu setempat, setelah dibuka selama dua pekan.

"Paviliun Indonesia menunjukkan apa yang telah kita lakukan dalam negosiasi global dan menyajikan berbagai pembelajaran dari lapangan dan berbagai pemangku kepentingan," kata Wamen LHK dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Jumat (18/11/2022).

Wamen LHK mengatakan, Paviliun Indonesia tidak hanya memberikan showcase kebijakan dan aksi penanganan perubahan iklim secara factual, melainkan juga ditransmisikan secara virtual untuk menyebarkan informasi secara global.

Oleh karenanya, selama gelaran Paviliun Indonesia, terjadi pembagian informasi, pandangan, dan pemikiran yang konstruktif dan integratif tentang program pengendalian perubahan iklim oleh Pemerintah Indonesia ke pihak lain

Hal itu termasuk menjabarkannya dengan berbagai upaya kepada masyarakat nasional, regional, dan global.

"Kami telah menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional, sebagai wujud nyata dari bersama-sama memimpin aksi iklim untuk mencegah kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius," jelas dia.

Lebih lanjut Wamen LHK mengatakan, selain FoLU Net Sink 2030, Paviliun Indonesia juga membahas berbagai aspek, termasuk implementasi Kontribusi Nasional yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris atau National Determined Contribution (NDC) menuju Net Zero Emission 2060, pembiayaan iklim untuk pembangunan berkelanjutan, peluang dan tantangan perubahan iklim dan ekosistem.

Selain itu, dalam pavilion Indinesia dibahas berbagai isu lain seperti pengelolaan kebakaran hutan, gender dalam perubahan iklim, memanfaatkan solusi berbasis alam, gerakan pemuda, lebih luas pengakuan pasar, pengelolaan mangrove yang terintegrasi dan berkelanjutan, meningkatkan sinergi dan strategi pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam, aksi iklim yang inklusif dan kolaboratif, pengelolaan lahan gambut berkelanjutan, dan pengelolaan sampah plastik.

"Berbagai topik yang sangat penting untuk aksi iklim telah kita diskusikan. Meski begitu, kami tidak ingin pembahasan isu-isu tersebut berhenti pada penutupan Paviliun Indonesia di COP27 UNFCCC,” katanya.

Dia ingin supaya diskusi mengenai isu tersebut terus berlanjut dan menerapkan apa yang telah ditangani untuk melangkah mencapai emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89% tanpa syarat, dan 43,20 persen bersyarat pada 2030.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK, sekaligus Ketua Penyelenggara Paviliun Indonesia, Agus Justianto, mengatakan, Paviliun Indonesia telah mencapai rekor baru dengan menyelenggarakan total 66 sesi dengan 323 narasumber.

Para narasumber terdiri atas 220 penutur laki-laki dan 103 penutur perempuan; serta 238 pembicara Indonesia dan 85 pembicara internasional.

“Hal ini dapat mengindikasikan bahwa para pemangku kepentingan mempresentasikan aksi iklim mereka yang lebih kuat, sejalan dengan tema Paviliun Indonesia tahun ini "Bersama untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat". Apalagi dilihat dari jumlah peserta, kami perkirakan Paviliun Indonesia telah dikunjungi lebih dari 3500 delegasi," pungkas dia.

Foto: Biro Humas KLHK