:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 15 September 2022 | 08:39 WIB - Redaktur: Untung S - 338
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggandeng Jeju National University (JNU) dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan aplikasi hasil riset kelautan dan perikanan untuk masyarakat.
Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepakatan (MoU) yang ditandatangani oleh Presiden JNU, Kim Eel Hwan dan Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Sekretaris BRSDM, Kusdiantoro di Jeju, Korea Selatan, Rabu (14/9/2022).
“Kehormatan besar bagi saya untuk berada di sini, mewakili Kepala BRSDM. Meskipun berhalangan hadir, Kepala BRSDM menyampaikan pesan bahwa pihaknya memiliki semangat yang sama dalam mendukung kolaborasi dengan Jeju National University,” ucap Kusdiantoro di awal sambutannya.
Lebih lanjut Kusdiantoro menyampaikan bahwa KKP telah mencanangkan konsep Ekonomi Biru dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara produktif dan berkelanjutan untuk tetap berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.
“Kita sudah sama-sama memahami bahwa dalam mengelola kelautan, dibutuhkan SDM yang berkualitas dan kompeten yang dapat dicapai melalui kerja sama efektif dengan para pemangku kepentingan yang potensial. Untuk itu, kerja sama antara BRSDM dengan Jeju National University akan memungkinkan kita untuk menyatukan upaya dalam mengembangkan peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan,” terangnya.
Saat ini BRSDM memiliki 20 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 11 satuan pendidikan tinggi, yakni 10 Politeknik dan 1 Akademi Komunitas, serta 9 satuan pendidikan menengah, yakni Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM).
“MoU ini juga memberikan peluang peningkatan kapasitas SDM melalui beasiswa pendidikan di Jeju National University, pertukaran tenaga ahli/peserta didik, dan pelatihan kelautan dan perikanan. Selain itu, pengembangan budidaya berbasis keterlibatan masyarakat untuk komoditas perikanan juga penting menggunakan teknologi budidaya inovatif," jelasnya.
Kusdiantoro pun menerangkan bahwa seluruh satuan pendidikan KP juga menerapkan pendidikan teaching factory, dengan skema pembelajaran 70 persen praktik dan 30 persen teori. Tak hanya itu, BRSDM KKP juga memiliki kebijakan dengan memberikan kuota peserta didik sekitar 60 persen yang ditujukan untuk anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, penggaram dan pemasar hasil perikanan).
"Afirmatif kebijakan ini memberikan kesempatan besar pada anak pelaku utama mengenyam pendidikan secara gratis. Artinya negara hadir memberikan perlindungan dan kesempatan besar anak pelaku utama setelah lulus nanti dapat melakukan transformasi usahanya sehingga lebih berpendapatan dan semakin sejahtera. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang negara untuk kehidupan masyarakat lebih baik ke depannya," tegas Kusdiantoro.
Kerja sama itu juga merupakan bagian dari upaya mendukung lima program prioritas KKP, khususnya dalam hal meningkatkan pengembangan budidaya laut, pesisir dan tawar. Sedangkan pelaksanaan dalam waktu dekat dari kerja sama ini, BRSDM akan mengajak Jeju Nasional University dalam pengembangan SMART Fisheries Village (SFV) di Gondol, Bali dengan komoditas ikan kerapu.
“MoU itu menandai awal kemitraan BRSDM dan Jeju National University dalam kolaborasi akademik, teknologi perikanan terapan dan pengembangan usaha perikanan berbasis masyarakat untuk komoditas perikanan penting secara ekonomi dengan menggunakan teknologi akuakultur yang inovatif. Saya percaya melalui upaya dan komitmen yang kuat, bersama kita akan dapat mencapai tujuan serta dapat terus mengembangkan hubungan kerja sama yang lebih baik,” papar Kusdiantoro.
Pihaknya pun berharap kerja sama ini dapat terimplementasi dan menghasilkan program-program terbaik yang dapat mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan.
Hal senada disampaikan Presiden JNU, Kim Eel Hwan. Pihaknya sangat mendukung kerja sama dengan BRSDM KKP dan berharap dapat diimplementasikan dengan maksimal.
Sebelumnya, Menteri Trenggono mengatakan, peningkatan dan pengembangan SDM harus dapat terimplementasi dalam program prioritas Kementerian KP dan menjawab tantangan pembangunan kelautan dan perikanan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan pemanfaatan inovasi teknologi.
Penandatanganan MoU antara BRSDM dengan Jeju National University turut disaksikan secara langsung oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri; Mantan Ketua Dewan Provinsi Pemerintah Daerah Istimewa Jeju, Kim Tae Seok; Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko; Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto; serta Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri.