:
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 18 Maret 2022 | 06:50 WIB - Redaktur: Untung S - 212
Jakarta, InfoPublik – Masalah lingkungan hidup di Indonesia, saat ini telah menjadi isu global, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap isu lingkungan hidup dan kehutanan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Sekjen KLHK), Bambang Hendroyono, mengatakan kondisi itu harus disikapi dengan memperkuat jalur diplomasi untuk menunjukkan komitmen dan langkah-langkah pemerintah Indonesia di sektor lingkungan dan kehutanan.
"Berbagai permasalahan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia, telah menjadi isu global yang challenging dan memerlukan penanganan baik di level nasional, maupun secara bersama-sama di kancah global melalui jalur diplomasi," kata Sekjen KLHK, yang mewakili Menteri LHK, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik terkait acara "Briefing Diplomasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan," pada Kamis (17/3/2022).
Acara itu, menghadirkan empat narasumber dengan latar belakang Duta Besar Indonesia yang terlibat dalam penanganan isu LHK, yakni Soehardjono Sastromihardjo, Yuri Octavian Thamrin, Makarim Wibisono, dan R.A. Esti Andayani.
Menurut Bambang, diplomasi yang baik sangat penting untuk memperjuangkan posisi Indonesia dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan di forum internasional.
Terlebih, dalam kurun waktu 2015 sampai Maret 2022, tercatat ada 93 perjanjian kerja sama luar negeri di bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang ditandatangani dengan berbagai mitra internasional, baik negara, organisasi internasional dan organisasi internasional non pemerintah.
“Saat ini, terdapat tiga pola kerja sama lingkup Kementerian LHK yang berkembang yaitu kerja sama pembangunan, kerja sama ekonomi, dan bantuan teknis,” katanya.
Dubes Esti Andayani menambahkan, kelihaian diplomasi dperlukan dalam proses berjalannya negosiasi di organisai Perserikatan Bangsa-bangsan (PBB), yakni Food and Agriculture Organization (FAO) yang terkait dengan masalah kehutanan.
"Penguatan diplomasi kehutanan pada forum internasional sangat penting. Selain itu, yang paling penting perlunya data valid yang menjadi acuan bersama untuk disampaikan kepada forum internasional," katanya.
Sedangkan Dubes Soehardjono Sastromihardjo mengungkapkan perlu adanya tips dan trik dalam diplomasi saat persidangan atau negosiasi.
Misalnya 'senyum' yang menjadi ciri khas Indonesia yang dapat memberikan sejumlah peran penting dalam diplomasi.
"Senyum dapat digunakan sebagai ungkapan terimakasih, menyampaikan permintaan, bahkan memberikan tekanan. Yang paling penting, jangan sampai kita lepas kontrol apalagi terbawa emosi," tuturnya.
Foto: Biro Humas KLHK