Menko PMK Gali Pengalaman Korsel dalam Membangun Pendidikan Vokasional

:


Oleh Putri, Selasa, 6 Juni 2017 | 14:05 WIB - Redaktur: Juli - 585


Jakarta, InfoPublik – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani melanjutkan kunjungan kerjanya di Seoul, Korea Selatan dengan mengunjungi Seoul Institute of Technology Education (SITE) Junghu Campus.

Kunjungan Menteri Puan untuk melihat langsung pengalaman Korea Selatan dalam membangun pendidikan vokasional. Selain itu Menko PMK juga berkesempatan melihat fasilitas dan proses pendidikan di SITE meliputi pendidikan dan pelatihan kuliner, permesinan, pertukangan, dan pemrograman aplikasi tiga dimensi.

Menteri Puan dalam keterangan resminya Selasa (6/6) di Jakarta mengatakan bahwa pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar membuat terobosan dibidang pendidikan vokasional yang tujuannya untuk menghasilkan SDM terlatih. Diketahui bahwa hanya sekitar 30 persen bidang sains dan teknologi yang ada di pendidikan tinggi Indonesia.

“Sementara itu lulusan sekolah kejuruan (SMK) Indonesia hanya sekitar 38 persen yang memiliki kompetensi yang memadai untuk masuk ke dunia kerja. Pengalaman pendidikan vokasional di Korsel dapat memperkaya pengalaman Indonesia dalam merevitalisasi pendidikan Indonesia,” kata Menteri Puan.

Dalam merevitalisasi sekolah vokasi, saat ini pemerintah Indonesia telah meluncurkan program Revitalisasi Industri melalui model link-and-match antara SMK dengan industri. Program ini telah melibatkan 1.098 SMK dan sekitar 500 perusahaan industri di sektor tekstil dan garmen, otomotif, kimia, dan lainnya.

Sementara itu, dijenjang pendidikan tinggi, Indonesia memiliki kurang lebih 1.365 pendidikan kejuruan termasuk 262 politeknik. Dari jumlah itu baru ada 22 politeknik yang berakreditasi A. Maka pemerintah mulai melakukan revitalisasi terhadap 12 politeknik untuk menghasilkan 100 persen lulusan yang bersertifikat kompetensi.

“Revitalisasi akan mencakup program-program studi yang mendukung program pembangunan nasional, seperti pertanian dan pangan, energi, transportasi dan kemaritiman, pariwisata, dan industri kreatif. Kunci sukses pendidikan vokasi adalah keterserapan lulusan. Selain itu peran instruktur dan kurikulum sangat krusial dalam pendidikan vokasional,” ujarnya.