Kemenag Apresiasi Seminar dan Workshop Film Islami ASEAN

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 26 Maret 2017 | 00:11 WIB - Redaktur: Juli - 829


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Agama (Kemenag) mengapresiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menggelar acara Seminar dan Workshop Film Islami ASEAN di Jakarta, Sabtu (25/3).

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, acara seminar begitu bagus, dan strategis dalam rangka memberikan ruang baru kepada para santri untuk beraktualisasi.

“Kami berterima kasih kepada MUI yang telah melaksanakan, dan bersinergi dengan kami selaku pemerintah Juga untuk memberdayakan pondok pesantren dan para santri dalam rangka meningkatkan kapasitas mereka di bidang life skill yang santri butuhkan di era globalisasi,” kata Kamaruddin di Jakarta, Sabtu (25/3).

Menurut Kamarddin, melalui seminar ini para santri dapat mengetahui bagaimana menjadi sutradara, menghasilkan film yang menarik, dan lainnya. Kamaruddin berharap, kegiatan ini tidak hanya berjalan pada tahun ini, tetapi berkesinambungan supaya para santri lebih produktif.

“Film tidak hanya sebagai instrumen hiburan, tapi bisa menyampaikan pesan-pesan nilai yang positif, seperti film religi, budaya, apa saja yang bisa informatif memberikan pendidikan kepada masyarakat. Film akan menjadi pengembangan Keindonesiaan, budaya dan sebagainya,” ujar Kamaruddin.

Dalam acara seminar, dibahas mengenai Perkembangan Film Islami di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Dengan beberapa nara sumber diantaranya, Helvy Tiana Rosa, penulis, dosen, Produser Film Indonesia, Syed Nurfaiz Khalid, Ass. Direktur Les' Copaque Production Malaysia, Dr. Zefri Ariff, Seniman dan Dosen Universitas Brunei Darussalam, serta lainnya.

“Apa yang disampaikan Dr. Zefri yakni ambilah inisiatif untuk menyampaikan ide, sebelum dipaksa mengonsumsi ide orang lain. Jadi dalam berkehidupan, kita yang kreatif punya ide, atau kita yang dipaksa untuk konsumsi ide orang lain,” ungkap Moderator seminar, Habiburrahman El Shirazy.

Habiburrahman melanjutkan, begitu umat islam tidak kreatif, misalnya dalam film kartun, maka akan dipaksa untuk mengonsumsi kartun Jepang. Tetapi kalau umat islam yang kreatif, maka Jepang yang akan mengonsumsi produksi umat islam.

“Maka kita harus berterima kasih, di Asia Tenggara kekosongan film anak, muncul Upin dan Ipin, maka kita undang ke MUI. Itu yang sebagian disampaikan, umat islam perlu lebih kuat dalam berukhuwah apa itu strategi-strategi budaya, dan tidak bisa Malaysia sendiri, Brunai sendiri, harus berpandangan holistic,” kata Habiburrahman.

Sebelumnya, setelah melalui penjurian yang sangat ketat dari 118 naskah yang diterima panitia penyelenggara Lomba Film Pendek Antar Pesantren se-Indonesia yang diselenggarakan Komisi Pembinaan Seni dan Budaya Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, dewan juri pada Kamis (16/3) menetapkan ada tiga kategori pemenang.

Ketiga kategori tersebut adalah film pendek terbaik, sutradara terbaik, dan penulis skenario terbaik dengan masing-masing kategori ada lima nominatornya.

Adapun nominasi pemenangnya yakni: untuk Nominasi Film Pendek Terbaik: A LIGHT, Pondok Pesantren Al Ikhlas Putri-Kuningan Jawa Barat; Diary Santri, Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong–Probolinggo; Alif,  Pondok Pesantren Nurul Huda–Pringsewu Lampung; Jujur=Pintar, Perspective of Sineas SMK Al Wafa–Bandung; dan 96, Raru Production Pondok Pesantren Modern–Enrekang- Sulsel.

Nominasi Sutradara Terbaik: Edy Prasojo, sutradara film Alif, Pondok Pesantren Nurul Huda, Pringsewu Lampung; Riski Hanifa, sutradara film A LIGHT, Pondok Pesantren Al Ikhlas Putri–Ciawigebang Kuningan Jawa Barat; Shinta Wina Maryani, sutradara film Diary Santri, Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo; Zaira Rizqiany Firdaus, sutradara film Jujur = Pintar, Perspective of Sineas SMK Al Wafa- Bandung, dan Zafran Nabil Fauzan, sutradara film 96, Raru Production Pondok Pesantren Modern Enrekang-Sulsel.

Nominasi Penulis Skenario Terbaik: Lilik Mariyatim, penulis skenario film Calon Pemimpin, Pondok Pesantren Riyadul Falah, Aik Mel, Lombok Timur; Syahdan Asmara, penulis skenario film Annadofatu Minal Iman, Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi; Anonim, penulis skenario film Singa-singa Peradaban, Pondok Pesantren Al Taqwa, Depok; M. Rakha Iqbal Sidik, penulis skenario film Tunas Dakwah, SMA Pesantren Unggul Al Bayan, Anyer; dan Siti Nur Hikmah, penulis skenario film Tabungan Masa Akhir, MTs Miftahul Khaer-Babakan, Sukabakti Curug, Tangerang.