Pemkab Ende Ingin Ada Kuota Khusus Program Beasiswa LPDP

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 22 Maret 2017 | 15:29 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Ende, InfoPublik  - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ende meminta program beasiswa yang diperuntukan bagi warga di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) khususnya di Indonesia Timur sebesar 30 persen dapat memberikan kuota beasiswa khusus untuk setiap kabupaten.

"Ini agar pemda kabupaten bisa mendapatkan kesempatan peserta yang lebih banyak bagi para pegawainya. Kuota itu apabila ditentukan jumlahnya setiap daerah maka kesempatan untuk mengikuti program beasiswa tersebut akan lebih besar," kata Kepala Bidang Pengembangan SDM, Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur (NTT) Ellya Dewi, saat ditemui InfoPublik di kantornya, Rabu (22/3).

Karena menurutnya, untuk bersaing dengan para peserta di luar Ende akan sangat ketat sehingga dikhawatirkan peminatnya akan berkurang, untuk itu apabila diberikan kuota maka pemda akan melakukan seleksi bagi pegawainya.

“Karena beasiswa ini sangat penting bagi pemda kabupaten khususnya Kabupaten Ende untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan kemajuan Pemda itu sendiri,” ungkapnya.

Ellya menambahkan, mereka bersaing ketat dengan peserta program beasiswa LPDP lainya dari seluruh Indonesia Timur. Disebutkan selama ini baru empat orang yang telah mengikuti tugas belajar melalui program LPDP di Pemda Kabupaten Ende yaitu, dua orang pertama yang ikut program beasiswa pada anggaran tahun 2013 di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Jawa Barat dan dua orang pada anggaran tahun 2016 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Saat ini keempat pegawai tersebut masih menjalani tugas belajar di UGM dan Unpad. Mereka sudah diberi rekomendasi dari Bupati yang menyatakan bahwa pegawai tersebut berkelakuan baik dan berprestasi, mereka diberi rekomendasi karena nanti mereka akan membawa perubahan bagi kepentingan sumberdaya manusia di Pemerintahan," ujarnya.

Sementara itu untuk beasiswa LPDP ke luar negeri belum ada yang mengikuti, karena terkendala penggunaan bahasa Inggis. "Di Ende selama ini belum ada lembaga kursus bahasa Inggris sehingga pegawai kesulitan untuk belajar bahasa Inggris. Jadi saat ini baru sebatas lokal saja,” katanya.

Adapun kendala yang selama ini dihadapi lanjut Ellya, ialah, kurangnya informasi yang diberikan kepada pegawai dan masyarakat. Sehingga mereka mengajukan permohonan masih bersifat perorangan atau sendiri sendiri, selain itu belum ada pendampingan dari pihak pemda setempat.

Untuk itu menurutnya, ke depan pihaknya ingin informasi terkait LPDP bisa lebih di perluas penyebaran dan pendampingannya. Untuk memperluas informasi dan mendorong para pegawai dan masyarakat yang ingin mengikuti program beasiswa tersebut.

"Kita akan bekerja sama dengan Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom), setelah itu baru kita dampingi para peserta tugas belajar tersebut. Mudah - mudahan tahun 2017 ini informasi ini akan berjalan dengan baik sesuai keinginan kita,” ungkap Ellya.

Selain bekerja sama dengan Dinas Infokom daerah, pihaknya telah melakukan pembentukan Forum Komunikasi BKD Kab. Ende melalui komunikasi media sosial seperti facebook dengan jumlah anggota sekitar 801 anggota. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyebaran informasi khususnya mengenai program beasiswa LPDP ke pegawai di lingkup pemerintah daerah kabupaten Ende.