:
Oleh G. Suranto, Rabu, 7 Desember 2016 | 09:31 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 625
Jakarta, InfoPublik – Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kemrisrekdikti, Jumain Appe mengatakan, 40 inovasi baru siap masuk ke industri dan diproduksi secara massal.
“Lontar Aren misalnya, berpotensi untuk dikembangkan jadi gula merah (palm sugar) ke Industri, sehingga bisa mengatasi ketergantungan impor gula asal tebu dari luar negeri,” kata Jumain di sela-sela Rakor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Jakarta, Selasa (6/12).
Disebutkan, per tahunnya Indonesia mengimpor sekitar 5 juta ton gula. Sebenarnya, potensi kelapa, aren dan lontar di Indonesia sangat besar. Dengan luasan lahan tebu yang berkurang tidak efisien dan terlalu mahal jika hanya mengandalkan gula putih.
“Potensi gula merah itu, sekarang mulai banyak dikonsumsi dibanding gula putih. Oleh karena itu dibuat gula nasional dalam bentuk kristal seperti gula putih,” katanya.
Selain itu, kata dia, inovasi lainnya yang akan dimunculkan ke taraf industri adalah diagnostik dengue (kesehatan). Baja laterit, metro kapsul yaitu kendaraan berbasis listrik yang menurutnya lebih murah dibandingkan Mass Rapit Transit (MRT) atau Light Rail Transit (LRT).
Kemudian, pesawat N219, diagnostik diabetes, dan minuman layaknya wine, tapi berasal dari ubi ungu. Termasuk juga, gambir berpotensi nasional yang bisa digunakan untuk pewarna. “Pewarna batik itu lebih bagus kalau menggunakan itu, karena warnanya bisa mengkilat dan cepat timbul,” ujarnya.
Disebutkan, penelitian sudah lama dilakukan mungkin antara 10-15 tahun lalu di daerah Sumatera Barat. “Ini yang ingin kami dorong menjadi Pusat Pengembangan Gambir untuk produksi bahan baku pewarna alami dan farmasi. Kita akan dorong dihubungkan dengan pengusaha batik dan kosmetik,” ungkapnya.
Untuk mendukung 40 inovasi baru tersebut, dibutuhkan dana antara Rp. 750 miliar hingga Rp. 1 triliun. “Sebelumnya dengan Rp. 400 miliar untuk 26 inovasi saja masih bertatih-tatih,” tandasnya.