Menristekdikti Inginkan Publikasi Riset Indonesia Juara di Asean

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 6 Desember 2016 | 22:29 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 769


Jakarta, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir meminta kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, dan semua pihak untuk  menyatu-padukan langkah-langkah kongkret yang diperlukan untuk tata kelola penelitian yang baru dalam mencapai sasaran tahun 2019 menjadi juara di Asean, dalam menghasilkan publikasi internasional, paten, dan kekayaan intelektual lainnya.

“Publikasi internasional kita masih nomor empat di Asia Tenggara, sementara kita mempunyai potensi besar yaitu guru besar kita 6.000 orang, Lektor Kepala kita sekarang ada 31.000 orang. Artinya kalau dari antara jumlah 37.000 ini bisa publikasi 50 persennya yaitu 18.500, kita bisa mengalahkan negara-negara lain di Asia Tenggara,” kata Nasir usai membuka acara Rakor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Jakarta, Selasa (6/12).

Disebutkan, sekarang publikasi hanya 9.000, kalau 9.000 publikasi ini ditambah 18.500 berarti ada 27 ribuan lebih, maka bisa tertinggi di Asia Tenggara. Asumsinya adalah mereka bisa melakukan penelitian lima puluh persen saja.

“Oleh karena itu, apa yang harus kita siapkan? Mereka harus kita pacu, harus bekerja keras, dan kita akan mengeluarkan regulasi. Regulasi yang akan kita siapkan adalah para guru besar wajib publikasi minimum sekali setiap tahun di publikasi internasional bereputasi, kemudian Lektor Kepala minimum sekali dalam dua tahun,” ujarnya.

Menurutnya, kalau hal itu bisa dilakukan pada tahun 2017-2018, maka jumlah publikasi internasional Indonesia di tahun 2019 akan sangat besar. “Indonesia kita harapkan menjadi publikasi terbanyak di Asia Tenggara nanti,” tandasnya.  

Ia menambahkan, pihaknya telah mengalokasi anggaran dari APBN sebesar Rp 1,7 triliun. “Walaupun anggaran turun, untuk riset kami pertahankan sebesar Rp 1,7 triliun,” ucapnya.