Masa Depan Gemilang Tanpa Penularan HIV

:


Oleh Juliyah, Kamis, 1 Desember 2016 | 17:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2016 bertema Mari Berubah Masa Depan Gemilang Tanpa Penularan HIV digelar di Kolinlamil Pelabuhan Tanjung Priok.

Peringatan ini diselenggarakan dengan kerja sama antara KKP Kelas I Tanjung Priok, Pokja Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Pelabuhan Tanjung Priok, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Jakarta Utara, Sudin Kesehatan Jakarta Utara dan Unsur TNI di Pelabuhan Tanjung Priok. Rangkaian acara terdiri darI Senam Pagi Bersama, Penandatanganan Komitmen bersama Instansi Pemerintah dan Swasta dan Kampanye HIV/AIDS dan Pemeriksaan VCT.

Di Surabaya, Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek menghadiri acara puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia, yang merupakan kolaborasi Kemenkes, TNI dan Pemda Jawa Timur. Tema ini sangat relevan dengan upaya yang dilakukan Pemerintah bersama dengan masyarakat untuk mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam Pembangunan Kesehatan, termasuk dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS.

Dalam kesempatan tersebut juga dicanangkan gerakan ajakan Tes HIV untuk masyarakat umum. Ajakan untuk masyarakat tersebut dilakukan dalam bentuk Kegiatan Kampanye Peduli HIV AIDS dengan slogan TOP yaitu, segera  Temukan orang dengan HIV AIDS (ODHA), segera Obati dengan antiretroviral (ARV), untuk Pertahankan kualitas hidup ODHA. Pada kesempatan tersebut juga Menkes menyerahkan secara simbolis 200.000 Kit Tes HIV ke RS AL Ramlan Surabaya milik TNI AL.

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah, dikarenakan sejak tahun 2005 sampai dengan Desember 2015 telah dilaporkan 191.073 orang terinfeksi HIV di Indonesia. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian banyak pihak.

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus HIV yang tinggi, bersama dengan provinsi DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual (66%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (11%), lelaki seks dengan lelaki (3%), serta penularan dari ibu ke anak (3%).

Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (10.626), tenaga non professional, karyawan (9.603), wiraswasta (9.439), petani/peternak/nelayan (3.674), buruh kasar (3.191), penjaja seks (2.578), PNS (1.819) dan anak sekolah/mahasiswa (1.764). Data – data yang didapat tersebut di atas mendasari dalam strategi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS yaitu dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat.

Dijelaskan, pencegahan dan pengendalian HIV AIDS harus dilakukan bersama sama oleh pemerintah bersama dengan seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini dapat dilakukan dengan koordinasi, kemitraan serta partisipasi aktif dari komunitas populasi kunci, populasi sasaran serta masyarakat umum merupakan salah satu pilar dari Layanan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Komprehensif Berkesinambungan atau dikenal sebagai LKB yang merupakan strategi utama dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS.

Oleh karena itu, diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam pembangunan kesehatan serta menjadi penggerak dalam pembangunan berwawasan kesehatan.

Kampanye Peduli HIV AIDS yang dilakukan saat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS, menggerakkan peran serta aktif masyarakat secara luas dalam upaya pencegahan penularan HIV, menumbuhkan kesadaran tentang perlunya tes HIV untuk semua orang, serta menghilangkan stigma untuk HIV.