BPPT dan University of Helsinki Kerjasama Resistensi Antibiotik di Indonesia

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 11 Oktober 2016 | 14:53 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 637


Jakarta, InfoPublik – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi bersama dengan University of Helsinki (UH) – Finlandia, melalui Tim Riset yang dipimpin oleh Prof. Marko Virta melakukan kerjasama terkait resistensi antibiotik.

“Tujuannya untuk mendapatkan data kuantitatif terkait cemaran antibiotik dan gen mikroba yang bertanggung-jawab terhadap resistansi antibiotik pada daerah aliran sungai yang melewati usaha peternakan, instalasi rumah sakit dan usaha budidaya perikanan, dengan mendapatkan persetujuan dan dukungan pendanaan dari Academy of Finland tanggal 13 Mei 2015 lalu,” kata Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, BPPT, Eniya Listiani Dewi pada acara pertemuan terkait resistensi antibiotik di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (11/10).

Menurutnya, ruang lingkup kerjasama ini antara lain melakukan riset bersama dalam hal pengambilan sampel air dari lingkungan yang diduga kuat telah tercemar antibiotik seperti lingkungan usaha peternakan, instalasi rumah sakit dan usaha perikanan. Melakukan isolasi DNA dan mengukur konsentrasi antibiotik, analisa kandungan DNA pengkode gen yang risisten terhadap antibiotik.

Kemudian melakukan training peneliti BPPT untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya dalam penetaan  gen pengkode resistensi antibiotik di University of Helsinki. Melakukan publikasi ilmiah bersama antara University of Helsinki dan BPPT, termasuk menyelenggarakan joint symposium di akhir kegiatan riset bersama terkait resistensi antibiotik di Indonesia.

“Secara keseluruhan, output akhir dari kerjasama riset BPPT-University of Helsinki ini adalah tersusunnya sebuah rekomendasi yang komprehensif bagi seluruh pemangku kepentingan terkait peta kejadian resistensi antibiotik di Indonesia,” paparnya.

Disebutkan, untuk berhasilnya kegiatan riset bersama ini, Tim BPPT-University of Helsinki, menyertakan pihak lain yakni Michigan State University (USA) untuk menganalisa dan memetakan secara kuantitatif gen pengkode resistensi antibiotik, Ehime University (Jepang) dan Pusat Studi Lingkungan Universtas Gajah Mada (UGM) terkait kegiatan sampling di lapangan.

Ia menambahkan, resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah utama di dunia kesehatan saat ini. Selama dekade terakhir, hampir setiap jenis bakteri menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap pengobatan antibiotik.

“Fakta ini bisa mengancam kesehatan masyarakat, karena bakteri dapat cepat menyebar ke anggota keluarga lain, teman sekolah, maupun rekan kerja, sehingga menimbulkan rantai penyakit menular baru yang lebih sulit disembuhkan, serta mahal pengobatannya,” ungkapnya.

Bakteri yang resisten terhadap antibiotik menyebabkan kerusakan dan penderitaan bagi anak-anak maupun orang dewasa yang menderita infeksi umum (common infection) yang sebelumnya dapat disembuhkan menggunakan antibiotik. Saat bakteri dan mikroba lainnya tidak responsif terhadap antibotik maka kondisi ini disebut sebagai bakteri resisten antibiotik.