:
Oleh Astra Desita, Kamis, 12 Mei 2016 | 15:43 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 307
Jakarta, InfoPublik - Ratusan siswa SMAN 3 Semarang tak lulus SNMPTN 2016 karena ada data yang tak diisi dalam database sekolah online. Bagaimana sesungguhnya mekanisme validasi tersebut.
"Sistem validasinya langsung dari sekolah. Kalau sudah oke, dicek lagi. Valid, langsung kirim," tutur Menristekdikti Mohamad Nasir saat ditanya mengenai mekanisme validasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) online.
Hal tersebut dikatakan Nasir di sela-sela Konferensi Informasi Pengawasan (Korinwas) Bapeten dengan topik "Membangun Sinergi Sistem Keamanan Nuklir Nasional untuk Menghadapi Aksi Kriminal dan Terorisme yang Melibatkan Zat Radioaktif dan Bahan Nuklir" di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (12/5).
Mengenai sistem validasi di PDSS online, bisakah sistem memperingatkan atau tidak bisa terkirim bila data yang dimasukkan belum lengkap, Nasir menjawab, "Nggak bisa, karena nasional. Yang namanya sekolah punya tipologi yang berbeda-beda, nah ini harus kami himpun semua. Tapi yang penting sistem atau kurikulum yang digunakan adalah sesuai dengan apa yang mau diinput. Kalau dia gunakan sistem kelas atau SKS ya harus sesuai.
Ditanya lagi apakah akan memperbaiki sistem PDSS online itu? "Jadi pangkalan data sekolah ini tidak ada masalah. Saya sudah bicara sama Mendikbud. Sistemnya nggak masalah, tapi tergantung penginputnya. Kalau penginputnya salah ya salah," tegas Nasir.
Seperti diberitakan sebelumnya, SNMPTN adalah seleksi yang memakai komputer dan sistem berdasarkan PDSS online. PDSS ini memuat data-data siswa, termasuk riwayat nilai rapor dari tahun pertama hingga tahun terakhir siswa.
Sekolah diharuskan memiliki database siswa hingga riwayat nilai rapornya dan mengunggahnya ke sistem yang dinamakan PDSS online. Dari sistem ini, tiap siswa akan memperoleh password yang berbeda dan kemudian password ini dibagikan dari sekolah ke siswa.
Melalui password yang dimiliki, siswa memverifikasi data dan kemudian mendaftar SNMPTN memilih 2 jurusan dari 2 PTN, salah satu PTN harus berada di kota asal siswa. Siswa juga diminta mengunggah fotonya, kemudian siswa nanti akan mendapatkan kartu tanda pendaftaran.
Kepala sekolah memberikan rekomendasi pada setiap siswa yang mendaftar. Bagi yang mendaftar di cabang olahraga dan seni, harus pula mengunggah portofolio karya dan prestasinya. Proses seleksi berdasar data-data akademis selama bersekolah di SMA itu.