Menristekdikti Tegaskan Kasus SMAN 3 Semarang Murni Kesalahan Sekolah

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 12 Mei 2016 | 14:28 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 363


Jakarta, InfoPublik - Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan kasus ratusan siswa SMAN 3 Semarang tak lolos SNMPTN 2016 murni salah sekolah. Dia mengimbau siswa jangan putus asa.

"Kasihan anak-anak sekolah yang punya ekspektasi tinggi itu, orangtuanya juga stres juga. Tapi saya tidak bisa menyalahkan anak-anak. Ini jelas murni kesalahan pada sekolah," kata Menristek Dikti M Nasir, Kamis (12/5), saat ditanya tentang kasus di SMAN 3 Semarang.

Hal itu disampaikan Nasir di sela-sela Konferensi Informasi Pengawasan (Korinwas) Bapeten  dengan topik "Membangun Sinergi Sistem Keamanan Nuklir Nasional untuk Menghadapi Aksi Kriminal dan Terorisme yang Melibatkan Zat Radioaktif dan Bahan Nuklir" di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Mengenai sanksi pada pihak sekolah, Nasir mengatakan wewenangnya ada pada Pemda setempat. Dia mengimbau para siswa di SMA favorit itu tidak putus asa. "Itu sekolah pemerintah daerah, kami nggak bisa melakukan itu. Kami hanya mengimbau anak-anak jangan putus asa. Anak-anak, kalau bisa kalian bisa memanfaatkan peluang Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) dan Ujian Mandiri. Oleh karena itu anak-anak jangan putus asa, jangan patah arang, tapi masih ada kesempatsn silakan mendaftar. Bagi (siswa) yang nggak mampu ada lagi Bidikmisi (beasiswa pendidikan untuk siswa tak mampu)," tutur Nasir.

Nasir menjelaskan memang ada kesalahan input dalam sistem PDSS online SMAN 3 Semarang yang menggunakan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Namun, kata dia, 49 dari 50 SMA yang menggunakan SKS tidak bermasalah. "Kebetulan SMAN 3 sudah menggunakan sistem SKS. SMA yang sudah menggunakan sistem SKS itu ada 50 sekolah. Yang 43 itu dari SMA negeri yang 7 dari swasta. Dari 49 itu nggak ada masalah. Ada sekolah yang diterima di atas 50 persen. Sementara SMA 3 yang termasuk SMA terbaik di Jawa Tengah sama sekali tidak ada di terima, alias nol," jelas Nasir.

"Kesalahannya adalah penginputannya. Mata pelajaran yang dimasukkan tapi nggak ada nilai. Sistem inilah yang tidak masuk karena akibatnya nggak bisa diproses karena tidak lengkap. Tindak lanjutnya masih ada kesempatan berikutnya SBMPTN akhir Mei ini. Makanya silakan anak-anak bagaimana mendaftar supaya bisa masuk PTN," pungkas Nasir.