:
Oleh Astra Desita, Selasa, 15 Maret 2016 | 11:19 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 506
Jakarta, InfoPublik - Sebelum wafat, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo sempat menjenguk dan memberi motivasi kepada Mashudi (38), guru honorer asal Brebes yang ditahan Polda Metro Jaya karena mengirim SMS ancaman kepada Menteri Pemberdayaan Apartur Negara.
Sulistiyo, yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Jawa Tengah, meninggal dunia akibat ledakan tabung di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta, Senin (14/3). "Beliau mengajak saya ke Brebes, Jumat lalu, bertemu Mashudi di rumahnya," kata Ketua PGRI Jateng Widadi.
Di kediaman Mashudi, lanjut Widadi, Sulistiyo berbincang lama dengan guru honorer tersebut. Siang harinya, Sulistiyo kembali ke Semarang karena harus kembali ke Jakarta pada keesokan harinya. "Di sana (Brebes) dari pagi sampai siang," katanya.
Sulistiyo dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan nasib dan kesejahteraan para guru. Perjuangan yang dilakukan, misalnya. mulai dari pengangkatan sebagai calon pegawai negeri sipil hingga memperjuangkan pemberian tunjangan profesi untuk para guru.
Bagi almarhum, guru harus mendapatkan hak-haknya sebagaimana amanat konstitusi. "Setelah menjadi guru, beliau mempersembahkan seluruh hidupnya untuk PGRI," kata Widadi.
Almarhum Sulistiyo tinggal di Jalan Karang Ingas Raya, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Rencananya, jenazah akan dibawa dari Jakarta ke Semarang menggunakan pesawat, Selasa (15/3). "Rencananya akan dimakamkan di Semarang besok siang," kata Wakil Sekretaris Umum PGRI Jateng Ngabun Egar.