:
Oleh Juliyah, Kamis, 10 Maret 2016 | 15:31 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 434
Kerusakan jaringan ginjal yang berfungsi menyaring darah (Nefropati), merupakan penyakit yang dapat dicegah. Kementerian Kesehatan menyebutkan, tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga mempunyai risiko terkena penyakit ginjal. Anak-anak memiliki risiko penyakit ginjal bahkan pada usia dini atau bayi.
"Untuk itu penting mendorong deteksi dini dan penerapan pola hidup yang sehat sejak ibu mengandung, lahir, tumbuh, membesar dan terus berlanjut hingga masa tuanya," imbau Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, Lily Sriwahyuni Sulistyowati di Jakarta, Rabu (9/3) memperingati World Kidney Day atau Hari Ginjal Sedunia 2016.
Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap Kamis pada minggu kedua di bulan Maret yang tahun ini jatuh pada Kamis 10 Maret 2016, yang berfokus pada pencegahan penyakit ginjal sejak dini demi membangun generasi yang lebih sehat.
Terkait itu, Kemenkes mengajak masyarakat, mencegah berbagai risiko penyakit tidak menular, khususnya pencegahan gagal ginjal kronis, dengan menerapkan perilaku CERDIK yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet yang baik dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress.
Menurutnya, penyakit ginjal kronis bersifat irreversible, artinya tidak bisa menjadi normal kembali, yang bisa dilakukan hanyalah mempertahankan fungsi ginjal yang ada. Salah satu perawatan bagi penderita gagal ginjal kronis adalah hemodialysis atau cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan.
"Sebagian besar penyebab gagal ginjal disebabkan faktor risiko perilaku yang kurang sehat, yang merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit tidak menular, jika menderita penyakit ini pasien harus menjalani terapi dialysis sepanjang hidupnya (biasanya 1 sampai 3 kali seminggu) atau sampai mendapat ginjal baru melalui operasi pencangkokan ginjal," ungkapnya.