:
Oleh H. A. Azwar, Rabu, 9 Maret 2016 | 19:59 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 578
Jakarta, InfoPublik - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar mengungkapkan, masih banyak jumlah Kepala Keluarga (KK) di desa yang belum menikmati aliran listrik.
Sebanyak 2,7 juta KK di desa atau sekitar 5 persen dari total 51,6 juta KK di Indonesia yang menantikan akses ini.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) dengan Menteri ESDM Sudirman Said, dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo di Jakarta, Selasa (8/3).
Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Kementerian PPN/Bappenas dan jajaran direksi PLN ini membicarakan Program Indonesia Terang yang bertujuan untuk melistriki desa tertinggal dengan energi terbarukan.
Menurut Marwan, kondisi tersebut dapat terbaca dari rasio keluarga di desa-desa daerah tertinggal yang masih jauh dari persentase nasional.
“Rasio keluarga di desa-desa di daerah tertinggal yang belum bisa memanfaatkan listrik sebanyak 18,11 persen, dan masih jauh dari persentase nasional yakni 3,91 persen,” ujarnya.
Marwan menjelaskan, di daerah perbatasan, ada sebanyak 111.490 kepala keluarga yang belum mendapatkan akses listrik. Hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih, mengingat salah satu misi utama pemerintah adalah mengentaskan daerah perbatasan.
14 persen atau sebanyak 111.490 kepala keluarga dari total 817.806 KK di 19 kecamatan kawasan perbatasan belum mempunyai akses listrik. Ini harus segera kita aliri listrik, agar kesejahteraan masyarakat perbatasan ini segera terpenuhi, jelas Marwan.
Menghadapi hal tersebut, Marwan bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di desa.
Mengingat lokus kegiatan Kemendes PDTT sama dengan lokus program Indonesia Terang, yakni di Kawasan Timur Indonesia yang notabene adalah daerah pinggiran.
Berdasarkan hasil refocusing kegiatan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi tahun 2016, akan dibangun PLTS sebanyak 24.868 unit yang tersebar di desa, daerah tertinggal, kawasan perbatasan dan kawasan transmigrasi, paparnya.
Marwan mengatakan, pengadaan infrastruktur berupa aliran listrik tersebut adalah hal penting, karena sangat berpengaruh pada pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Pasalnya, listrik telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat dalam melakukan berbagai aktifitas baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun ekonomi.
Sekarang ini sudah era listrik. Kalau desa-desa ini tidak teraliri listrik, bagaimana desa bisa berkembang dan maju, pungkas Marwan.