:
Oleh H. A. Azwar, Jumat, 19 Februari 2016 | 07:00 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 610
Jakarta, InfoPublik - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan pencapaian dana kelolaan tahun 2016 ini mencapai Rp246,52 triliun.
Jumlah tersebut tumbuh 20% dibandingkan perolehan dana kelolaan tahun lalu yang sebesar Rp206,06 triliun.
Kami optimis tahun ini kinerja akan lebih baik. Apalagi perekonomian sudah mulai pulih dibandingkan tahun lalu yang masih terkena dampak akibat perlambatan ekonomi. Kami akan bekerja keras untuk mencapai target dan memberikan manfaat lebih besar kepada pekerja, kata Kepala Urusan Komunikasi Eksternal BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja di Jakarta, Kamis (18/2).
Menurut Utoh, dengan target tersebut maka tahun ini hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa menembus angka Rp21,2 triliun. Jumlah tersebut meningkat 24% dibandingkan perolehan hasil investasi tahun 2015 yang hanya mencapai Rp17,7 triliun.
Sementara untuk kepesertaan aktif ditargetkan bisa mencapai 21,9 juta atau naik 15% dibandingkan jumlah kepesertaan tahun lalu sebanyak 19,1 juta. Dengan target kepesertaan tersebut, maka iuran tahun ini bisa mencapai Rp42,6 triliun atau tumbuh 17% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp36 triliun.
Dengan target pencapaian optimistis tersebut, manajemen BPJS Ketenagakerjaan langsung mengimplementasi strategi kerja untuk mendukung kinerja dan layanan yang lebih baik bagi pekerja, ujarnya.
Utoh menjelaskan, perlambatan ekonomi dunia yang turut berimbas kepada perekonomian Indonesia sepanjang 2015 membuat instrumen investasi sulit berkembang.
Sejumlah instrumen investasi bergerak negatif di tengah tekanan pasar global sepanjang tahun lalu, namun BPJS Ketenagakerjaan mampu mendapatkan hasil investasi sebesar 9,09% di atas rata-rata industri, jelas Utoh.
Sebagai informasi, lanjut dia, sepanjang tahun 2015, kondisi perekonomian nasional masih belum kondusif sehingga menyebabkan pasar saham dan obligasi turut memburuk. Hal ini tercermin dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun cukup dalam sebesar 12%-13%.
Dengan melihat kondisi pasar pada 2015 yang menurun, BPJS Ketenagakerjaan tetap mampu mencatatkan perolehan dana investasi sebesar Rp206,06 triliun atau meningkat 19% dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebesar Rp187,021 triliun. Sedangkan jika di rata-rata selama periode 2010-2015 (CAGR), dana investasi tumbuh 15,79% per tahun, imbuhnya.
Dikatakannya, sepanjang 2015, pencapaian total hasil investasi tercatat Rp17,69 triliun dengan Yield on Investment (YOI) sebesar 9,09%, tumbuh positif dibanding hasil intrumen investasi lainnya.
Jadi, di tengah kondisi market yang menurun, BPJS Ketenagakerjaan masih meraih hasil investasi 9,09% atau cukup tinggi dibandingkan benchmark industri, kata Utoh.
Lebih lanjut Utoh menjelaskan, hasil pengembangan program Jaminan Hari Tua (JHT) mencapai 9,14%, sementara program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 8,38% dan Jaminan Kematian (JKM) 8,04%.
Utoh menyatakan, dari hasil pengembangan program JHT tersebut, setelah dikurangi pencairan klaim JHT, dana operasional dan beban investasi, BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan imbal hasil sebesar 6,89% yang lebih besar dari rata-rata suku bunga deposito Bank Pemerintah.
Pencairan klaim JHT merupakan salah satu hal yang berdampak pada besaran imbal hasil kepada peserta karena pemberlakuan regulasi baru, yaitu PP No 60 Tahun 2015 yang menyebabkan peningkatan klaim JHT secara signifikan, pungkas Utoh.