:
Oleh Juliyah, Jumat, 22 Januari 2016 | 08:29 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 875
Jakarta, InfoPublik - Setelah hampir tiga hari meninggalkan Penitentes akhirnya Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) sampai di Plaza De Mulas, tempat dimulainya pendakian menuju Puncak Aconcagua yang ada di Argentina.
Tim berangkat dari Penitentes menuju Confluencia (3.368 mdpl) waktu setempat melalui Horcones Valley, di Confluencia tim berkemah selama dua malam sebelum melanjutkan ke Plaza De Mulas (4.250 mdpl).
Perjalanan menuju Plaza De Mulas sebenarnya dapat ditempuh dalam dua hari perjalanan. Namun kebanyakan pendaki, termasuk Tim WISSEMU mengambil satu hari tambahan untuk aklimatisasi di Plaza Francia (4.200 mdpl) pada 18 Januari.
"Proses Aklimatisasi ke Plaza Francia ini memakan waktu hampir 8 jam untuk bolak-balik ke camp di Confluencian," kata Tim Publikasi Wissemu Alfons Yoshio, Kamis (21/1).
Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Plaza De Mulas tim juga harus melakukan medical check up untuk memeriksa apakah kondisi pendaki cukup baik untuk lanjut ke Basecamp. Cek medik dilakukan setelah dua jam selesai aklimatisasi agar hasilnya maksimal.
Perjalanan menuju Plaza De Mulas memakan waktu trekking 9.5 jam. Plaza De Mulas adalah base camp untuk Normal Route yang merupakan rute yang umum untuk pendakian ke Aconcagua, sehingga sesampainya di sini tim langsung memisahkan logistik yang akan dibawa ke camp berikutnya.
Selain itu di Plaza De Mulas juga akan dilakukan medical check up. Saat ini cuaca di Plaza De Mulas sedikit berkabut karena sempat hujan salju selama 20 menit.
Keberangkatan ke Argentina tempat Gunung Aconcagua ini bertengger akan dilakukan hingga 5 Februari 2016. Panjangnya rute perjalanan dan kenaikan ketinggian gunung yang cukup drastis membuat perjalanan ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk didaki.
Selain jalurnya yang panjang, Aconcagua yang terletak di jajaran Pegunungan Andes memiliki cuaca dingin yang ekstrem ditambah badai angin yang sangat berbahaya dan dikenal dengan sebutan el viento blanco. Angin kencang yang kabarnya dapat mencapai 90 km per jam bertiup bersamaan dengan kabut yang ditambah dengan hujan salju merupakan gambaran sederhana dari badai berbahaya ini.