:
Oleh G. Suranto, Kamis, 21 Januari 2016 | 12:44 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 290
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus mengembangkan moda transportasi massal untuk mengurai kemacetan yang terjadi di ibukota selama ini.
“Tidak bisa kita tidak beralih ke moda transportasi massal. Kemacetan yang terjadi sudah menahun ini, hanya bisa diurai atau hanya bisa ditekan dengan mengembangkan moda transprtasi massal,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (21/1).
Menurutnya, dampak dari pembangunan secara besar-besar tentu saja berakibat dengan kemacetan. Tetapi dampak tersebut akan terurai ketika moda transportasi massal sudah bisa selesai.
“Jadi kalau moda transportasi massal sudah bagus, pasti akan diberlakukan sistem moda jalan prabayar, sehingga orang-orang tertentu atau mereka yang kaya-kaya yang punya duit masuk ya harus bayar. Nanti uangnya untuk mensubsidi kewajiabn kita dalam bentuk Public Service Obligation,” paparnya.
Disebutkan, kalau moda transportasi massal sudah bagus seperti itu, masyarakat bisa menggunakan angkutan umum yang bagus. “Harapan kita ke depan seperti itu,” ucapnya.
Ia menambahkan, dengan cara ini, maka orang sudah malas lagi untuk membeli kendaraan pribadi. “Misalnya, kita tidak bisa menekan atau melarang orang membeli sepeda motor atau mobil. Tapi yang bisa adalah kita akan bersaing dengan menyediakan moda transportasi massal. Tapi tentu ini dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Djarot berharap tahun 2020 sudah kelihatan hasilnya di Jakarta. “Kita prediksi MRT akan selesai tahun 2018 untuk yang lewat bawah. Begitu pula Light Rail Transit (LRT) sudah ada beberapa yang sudah berjalan, dan Commuter Line yang dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan juga sudah mulai baik,” pungkasnya.