:
Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 7 Januari 2016 | 15:59 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 341
Jakarta, InfoPublik - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan perlu diberikaan ruang dan kesempatan, serta peran bagi para penyandang disabilitas, termasuk rungu wicara.
“Para penyandang disabilitias dan rungu wicara perlu diberikan ruang dan kesempatan agar bisa berkontribusi,” ujar Mensos usai pembukaan seminar Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Kerja sama Kemensos dan Kedubes Amerika Serikat di Gedung Aneka Bhakti (GAB) Jakarta, Rabu (6/1).
Harus diakui, kata Mensos, banyak dari mereka yang telah sukses meniti karier, seperti menjadi pengacara, berpendidikan sarjana hingga doktoral, serta menjadi desainer terkenal.“Jika diberikan ruang, kesempatan dan peran, dipastikan mereka menunjukan prestasi yang membanggakan,” katanya.
Pada posisi tersebut, mereka memerlukan banyak kesetaraan perlakuan, misalnya di dunia pendidikan, mulai jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. “Sekolah-sekolah inklusif dan bukan eksklusif diperbanyak, mulai jenjang PAUD hingga perguruan tinggi di Indonesia,” katanya.
Bagi para pengambil kebijakan, kementerian/lembaga serta private sektor tidak boleh menafikan kemampuan dan prestasi mereka yang telah terbukti mumpuni. “Bagi sekolah dan pihak yang tidak membuka dan memberikan ruang serta kesempatan, termasuk dunia pendidikan bisa diberikan sanksi dan punishment,” tandasnya.
Dalam Rencana Aksi Nasional (RAN), kesetaraan perlakuan bagi penyandang disabilitas merupakan bagian integral, sekaligus menjadi spirit untuk terus meningkatan berbagai upaya untuk mewujudkannya. “Pada 11 Desember 2015 dilaunching kabupaten/kota peduli HAM. Juga, hadir 10 pemuda rungu wicara dan selama 20 hari memberikan spirit dan inspirasi di berbagai kota, yaitu Jogjakarta, Jakarta dan Bali,” ujarnya.
Selain itu, para penyandang disabilitas rungu wicara dari Amerika Serikat telah memberikan spirit dan dorongan untuk terus maju. Sebab, ada dari mereka yang sukses menjadi staf Presiden Obama di Gedung Putih. “Rungu wicara dari Amerika Serikat mendapatkan pendidikan tinggi dengan dosen rungu wicara didukung, serta dipersiapkan secara memadai oleh pemerintah,” katanya.