:
Oleh H. A. Azwar, Senin, 4 Januari 2016 | 13:13 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 463
Jakarta, InfoPublik - Dampak curah hujan yang tinggi disertai angin dan mengakibatkan sejumlah wilayah yang ada di Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) terkena banjir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir pertama di tahun 2016 ini, menggenangi beberapa wilayah perumahan dengan rata-rata ketinggian 50-100 cm, salah satunya di wilayah Kampung Pulo. Selain itu, sekitar 85 hektar sawah milik warga Jombang juga tak luput dari terjangan banjir.
Pemerintah daerah perlu melakukan antisipasi banjir di setiap daerahnya seperti mempercepat normalisasi sungai, waduk dan saluran air yang ada, menggerakkan petugas Perbaikan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) serta potensi petugas lainnya untuk membersihkan saluran-saluran mikro, kata Sutopo, Senin (4/1).
Selain itu, lanjut Sutopo, melakukan pengecekan pompa-pompa dan pintu air, sehingga saat musim penghujan, pompa-pompa berfungsi semua untuk menyedot genangan air. Membentuk tim relawan bencana guna memperluas distribusi informasi early warning system (peringatan dini) bencana ke masyarakat.
Juga, untuk menghindari warga terjangkit penyakit yang kerap muncul dan harus diwaspadai pada saat banjir yaitu diare, demam berdarah, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, leptospirosis, penyakit saluran pencernaan, tifus dan lain-lainnya, imbuhnya.
Sutopo juga mengimbau agar perlu mendirikan posko kesehatan lengkap dengan tim tenaga kesehatannya guna memberikan pelayanan yang terbaik buat warga setempat. “Langkah-langkah ini diharapkan mampu mengurangi risiko yang terjadi akibat bencana,” kata Sutopo.
Sementara itu, peristiwa tanah longsor yang terjadi di wilayah Batam dan Karangayar, dijelaskannya, BPBD setempat telah memetakan setidaknya ada delapan kecamatan yang dinilai rawan bencana tanah longsor. “Hasil pemetaan wilayah rawan bencana alam di Kabupaten Karanganyar akan diserahkan ke BNPB,” kata Sutopo.
Diharapkan hasil pemetaan ini mampu memberi masukan ke pemerintah daerah terkait opsi relokasi, pemasangan early warning system dan tersosialisasikan kepada stakeholder PB dan dapat mengedukasi masyarakat, pungkas Sutopo.