Jaga Inflasi, Mendagri Ingatkan Pj Gubernur Maluku

: Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kiri) saat upacara Pelantikan Pj. Gubernur Maluku di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (26/4/2024). (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)


Oleh Eko Budiono, Sabtu, 27 April 2024 | 10:12 WIB - Redaktur: Untung S - 160


Jakarta, InfoPublik - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, mengingatkan Penjabat (Pj) Gubernur Maluku Sadali Ie untuk menjaga tingkat inflasi di wilayahnya.

Hal itu  disampaikan Tito melalui keterangan resmi, saat upacara Pelantikan Pj Gubernur Maluku di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (26/4/2024).

“Yang menjadi atensi pemerintah pusat seperti masalah inflasi agar tetap dijaga. Saya kira inflasi di Maluku terakhir posisinya cukup baik di angka 2,75 persen, itu di bawah nasional 3,05 persen. Cukup bagus, ini semua adalah kerja dari Pak Gubernur dan semua pihak, termasuk bupati dan wali kota,” kata Tito.

Tito mengatakan, prestasi yang dibuat oleh gubernur sebelumnya bersama seluruh jajaran perlu dipertahankan.
 
Pasalnya, inflasi berkaitan langsung dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

“Ini adalah ibadah kita kepada rakyat bahwa harga-harga terjangkau dan barangnya ada, terutama pangan. Dan dari sisi keamanan, itu hampir semua situasi di mana pun di seluruh dunia, biasanya terjadi gangguan keamanan kerusuhan massal itu masalah utamanya karena masalah perut, masalah pangan, masalah ekonomi,” ujarnya.

Meskipun secara nasional Indonesia berhasil menjaga angka inflasi berada pada angka 3,05 persen, kenyataannya sejumlah daerah masih belum mampu mengendalikan inflasi dengan baik.

Oleh karena itu, Tito meminta Pj. Gubernur Maluku yang baru dilantik untuk memastikan tingkat inflasi kabupaten/kota di wilayah Maluku tidak melebihi 3,05 persen.

Meski demikian, Tito mengingatkan agar penurunan harga secara ekstrem atau deflasi juga jangan sampai terjadi. Walaupun di satu sisi kondisi tersebut menyenangkan konsumen, di sisi lain rakyat yang memproduksi atau produsen barang dan jasa justru mengalami kerugian.

“Rakyat kita yang memproduksi, seperti petani, nangis kalau harga-harga beras turun, jagung turun, nelayan (akan sedih kalau) harga ikan turun, nangis mereka. Mungkin tidak cukup untuk menutup biaya produksi operasional,” kata Tito.
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BALANGAN
  • Rabu, 8 Mei 2024 | 15:57 WIB
Warga Desa Lok Hamawang Serbu Pasar Murah
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 7 Mei 2024 | 09:39 WIB
Penanaman Komoditas dapat Kendalikan Inflasi
  • Oleh MC KOTA JAMBI
  • Sabtu, 4 Mei 2024 | 20:30 WIB
Redam Kenaikan Harga Bawang Merah, Pemkot Jambi "Impor" dari Brebes
  • Oleh MC KAB BALANGAN
  • Sabtu, 4 Mei 2024 | 15:10 WIB
Atasi Inflasi, Disperindag Balangan Gelar Pasar Murah
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 3 Mei 2024 | 13:55 WIB
Pentingnya Peran Stakeholder Pangan dalam Menjaga Inflasi April 2024
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 3 Mei 2024 | 12:58 WIB
Usulan Penundaan Seleksi CASN, Mendagri Koordinasi dengan BKN