KPK Berbagi Praktik Baik di Sarasehan Jejaring Pendidikan Antikorupsi Hakordia 2022

:


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Rabu, 14 Desember 2022 | 06:39 WIB - Redaktur: Untung S - 211


Jakarta, InfoPublik - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mennyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada para tenaga pendidik, mahasiswa dan akademisi yang turut berperan serta dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi dengan berbagai kreativitas dan pendekatan-pendekatan yang inovatif.

Forum itu, juga menjadi pengingat kembali tujuan bersama bahwa dengan pendidikan integritas dan antikorupsi, diharapkan generasi mendatang akan meneruskan estafet negara dan pemerintahan dengan sikap dan mental bermartabat.

“Mudah-mudahan pula setelahnya lebih banyak yang turut serta dalam gerbong pendidikan antikorupsi, dengan Ibu dan Bapak sekalian sebagai lokomotif di depan,” ujar Alexander, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Selasa (13/12/2022).

Salah satu praktik baik dibagikan oleh TK Pembina Gunung Sugih Lampung Tengah yang menyusun proyek ajar berbasis Festival Integritas Sekolah. Lady Valentina, guru TK tersebut mengatakan pihaknya mengimplementasikan pendidikan antikorupsi di tingkat PAUD dengan tiga proyek menjadi satu, yang diistilahkan DETEKTIF SAMPAH SEDANG GELISAH DI KASUR.

“Gelisah adalah Gerakan Literasi Sekolah, Di Kasur adalah Kantin, Sehat dan Jujur. Program ini dijalankan lantaran minimnya kurikulum tingkat PAUD dan pendidikan antikorupsi tidak dimuat dalam Mata Pelajaran. Oleh karena itu, kami melakukan pembiasaan menanamkan nilai karakter bagi anak usia dini, di kegiatan ini bagaimana anak-anak dapat memiliki nilai sikap kejujuran, disiplin dan  tanggung jawab,” papar Lady.

Praktik baik lainnya datang dari SMP Negeri 10 Purwakarta, yang mensosialisasikan nilai-nilai antikorupsi kepada anak didik melalui pendekatan ekologi. Ada 4 kegiatan pokok yang dikedepankan yaitu intrakurikuler, kelas kecapakan, ekstrakurikuler dan budaya sekolah untuk menanamkan nilai antikorupsi.

“Pengenalan 9 Nilai Karakter Pendidikan Antikorupsi kita sebut BERJUMPA DIKERTAS – Berani Jujur Peduli Mandiri Kerja Keras Tanggung Jawab Sederhana,” terang Ecep Sulistiwa.

Ecep mengatakan ada 4 gugus terlibat dalam penanaman nilai antikorupsi tersebut, mulai dari siswa kelas 7 hingga kelas 9. Pihaknya sangat yakin penanaman nilai antikorupsi ini dapat diterima dengan baik dan mudah oleh para siswanya yang memasuki usia remaja.

“Pendekatan kami juga melalui ekologi seperti mereka merawat tanaman, mereka harus tahu tanggung jawabnya bagaimana untuk merawat tanaman tersebut. Disiplin diberi pupuk dan air, mandiri dalam merawat tanamannya masing-masing,” kata Ecep.

KPK mendorong terselenggaranya pendidikan antikorupsi pada setiap jejaring pendidikan melalui 5 rangkaian proses bisnis, yaitu advokasi regulasi dan kebijakan, pengembangan materi dan kurikulum, pengembangan kapasitas dan pemberdayaan, pendampingan dan monitoring serta evaluasi. Sarasehan Jejaring Pendidikan Antikorupsi ini termasuk dalam pengembangan kapasitas dan pemberdayaan.

Sarasehan ini merupakan ajang apresiasi sekaligus wahana aspirasi dan berbagi pengalaman praktik baik jejaring saat mendorong ataupun menyelenggarakan Pendidikan Antikorupsi. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan jejaring (mitra) pendidikan antikorupsi KPK, seperti Guru, Kepala Sekolah/Madrasah, Mahasiswa dan Dosen yang telah ikut serta dan/atau berkolaborasi dengan KPK dalam mendorong penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi.

Kolaborasi yang telah dilakukan di antaranya adalah Piloting Implementasi Pendidikan Antikorupsi, Festival Integritas Kampus, Festival Integritas Sekolah, Monev Pendidikan Antikorupsi dan Survei Integritas Pendidikan. Program kolaborasi lainnya antara lain Strategi Nasional Pendidikan Antikorupsi dan Lomba Pembelajaran Penanaman Kejujuran Anak Usia Dini.

Dengan adanya kegiatan Sarasehan ini diharapkan jejaring akan mendapatkan pengalaman dan inspirasi baru terkait praktik baik pendidikan antikorupsi. Dengan bertemunya mitra pendidikan antikorupsi dari setiap jenjang pendidikan juga membuka komunikasi dan memperluas sinergi dan kolaborasi jejaring yang ada.

Foto: Dok KPK