Anggota DKPP Imbau Kontestasi Politik 2024 Berlandaskan Filsafat Pemilu

:


Oleh Eko Budiono, Selasa, 7 Desember 2021 | 08:10 WIB - Redaktur: Untung S - 8K


Jakarta, InfoPublik - Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI Teguh Prasetyo mengimbau kontestasi  Pemilu 2024  berlandaskan "filsafat pemilu", yaitu sistem berpikir yang mengandung nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut disampaikan Teguh Prasetyo melalui keterangan tertulis, usai webinar nasional secara hybrid bertajuk "Menyoal Etika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu Serentak 2024", Senin (6/12/2021).

"Di dalam filsafat pemilu itu, ada nilai-nilai Pancasila. Boleh berkontestasi, tapi jangan tinggalkan nilai agama, nilai kemanusiaan, jangan menggoyang-goyangkan perbedaan, jangan memperjualbelikan demokrasi, jangan mempermainkan suara rakyat," tutur Teguh.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, itu, Teguh  menuturkan asal muasal keberadaan konsep “filsafat pemilu” yang ia formulasikan bekerja sama dengan DKPP.

Menurutnya, konsep itu terinspirasi dari sejarah berdirinya Indonesia sebagai bangsa dan negara melalui keberadaan komitmen politik.

Komitmen tersebut, papar Teguh, adalah ikrar untuk menjadi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia sebagaimana yang dituangkan di dalam Sumpah Pemuda.

"Komitmen inilah yang menjadi pijakan filsafat pemilu itu yang saya kembangkan," ucap Teguh.

Sejauh ini dalam penyelengaraan pemilu, lanjut Teguh, kerap terjadi kontestasi memperebutkan suara rakyat dan meraih kemenangan dengan melibatkan sentimen agama, bahkan berita bohong.

Untuk mencegah munculnya kontestasi seperti itu, "filsafat pemilu" perlu dijadikan landasan dalam berkontestasi.

Di samping itu, dia juga menekankan, dalam membangun demokrasi di Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, tidak hanya melibatkan pembicaraan ataupun tindakan untuk membangun hukum, tetapi juga memerlukan pembangunan moralitas.

"Yang perlu dibangun itu, tidak hanya hukumnya, tetapi juga moralitas orangnya, yaitu melalui filsafat pemilu," tutur Teguh.
 
(Foto: ANTARA)