:
Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 22 November 2017 | 09:51 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 368
Jakarta, infopublik - Brigjen TNI M Sabrar Fadhilah resmi menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI menggantikan Mayjen TNI Wuryanto. Upacara serah terima jabatan Kapuspen TNI dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (21/11).
Panglima TNI pada sambutannya mengatakan pergantian pejabat di lingkungan TNI memiliki dua dimensi, yakni dimensi dinamika dan pembinaan. Dari sisi dinamika, merupakan kebutuhan dan keharusan guna memelihara momentum, performance dan tingkat kesegaran organisasi dalam mengemban tugas pokok.
"Sedangkan dari sisi pembinaan, merupakan bagian dari pembinaan personel dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas kinerja sesuai tugas pokok, peran dan fungsi organisasi."ujar Gatot.
Menurutnya, TNI sebagai sebuah institusi pertahanan negara dituntut untuk melaksanakan arah kebijakan dalam bidang pertahanan dan keamanan negara, serta turut mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki komitmen, karakter positif, kreatif, kompetitif, komunikatif, kredibel dan militan bila dihadapkan dengan tuntutan tugas. “Tantangan TNI bukan hanya dalam pengelolaan internal organisasi, tetapi juga harus mampu menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi beragam tantangan dan dinamika tugas,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Gatot mengatakan dalam melaksanakan tugas negara, seorang pemimpin atau komandan harus mempunyai strategi yang matang agar tugas tersebut bisa berhasil dengan baik. "Perlu diketahui bahwa keberhasilan tugas dalam setiap operasi adalah milik prajurit atau anak buah, sedangkankegagalan dalam tugas menjadi tanggung jawab pemimpin atau komandannya," kata Gatot.
Selain itu, lanjut Gatot, seorang pemimpin itu harus mampu mempengaruhi dan mengajak anak buahnya dalam mencapai keberhasilan tugas pokok. Menurutnya, hal ini bisa terjadi manakala ada kesamaan visi, menyatunya hati dan pikiran di antara pemimpin dengan yang dipimpin. “Para Perwira Tinggi, hendaknya dapat mempraktekkan dan mewujudkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di lingkungan kerja dan jadilah pemimpin yang disegani sekaligus dicintai,” harapnya.
Menyinggung terkait pembebasan sandera warga sipil di Papua beberapa waktu lalu, Gatot mengatakan tidak adanya jatuh korban, telah menunjukkan bahwa peran seorang komandan dalam mengambil langkah-langkah terukur, tegas dan profesional. “Dengan perencanaan, pengorganisasian yang sangat telitidan menggunakan psikologi media massa serta gerakan pasukan yang senyap, dalam waktu singkat dapat menyelesaikan tugas dan menyelamatkan para sandera,” jelasnya.
Gatot sangat mengapresisasi dan bangga atas keberhasilan pembebasan sandera di Papua yang dilaksanakan oleh 63 Prajurit TNI. Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera di Papua diberikan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) satu tingkat lebih tinggi, namun lima orang perwira yang tergabung dalam satgas tersebut menyampaikan kepada Kasad bahwa keberhasilan ini adalah milik prajuritnya, kalau kegagalan tanggung jawab perwiranya.
“Saya sangat bangga dan terharu masih ada perwira-perwira yang mempunyai jati diri dan prinsip bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan tugas adalah keberhasilan anak buah, tapi bila gagal adalah tanggung jawabnya sebagai komandan,” ujar Gatot