:
Oleh Eko Budiono, Rabu, 3 Mei 2017 | 22:16 WIB - Redaktur: Elvira - 699
Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) Irina Bokova mengatakan pihaknya terus mendorong kepada para jurnalis untuk terus menyuarakan kebenaran meski dalam ancaman.
“Kekerasan dan sikap brutal harus dilawan oleh semua pihak dimanapun berada,” kata Bokova usai menyerahkan penghargaan Guillermo Cano kepada Dawit Isaak yang diterima putrinya, Bethlehem Isaak di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (3/5).
Bokova menegaskan penghargaan Guillermo Cano diberikan kepada perorangan atau lembaga yang memiliki dedikasi luar biasa terhadap kebebasan pers.
Tahun ini pemenangnya adalah Dawit Isaak, wartawan asal Eritrea yang kemudian menjadi warga negara Swedia. Setelah Eritrea merdeka pada 1993, setahun kemudian Dawit Isaak kembali ke negara kelahirannya. Ia mendirikan Setit yang menjadi koran independen pertama di Eritrea. Media yang dipimpinnya menjadi media yang sangat kritis terhadap pemerintahan diktator.
“Dawit Isaak telah memberikan pesan kepada dunia internasional untuk berjuang meski harus menghadapi risiko yang tidak ringan,” ungkapnya.
Sementara itu Bethlehem mengatakan akan terus melakukan dialog dengan para pemuda di Eritria. “Saya akan memperjuangkan keadilan sosial di Eritria, dan fokus untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Diketahui, sejak tahun 1997, UNESCO setiap tahunnya memberikan anugerah Guillermo Cano kepada wartawan atau organisasi media manapun di dunia yang mempertahankan atau mempromosikan kemerdekaan pers sekalipun menghadapi intimidasi, ancaman, bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Anugerah pers yang bergengsi ini diambil dari nama seorang jurnalis asal Kolombia yang tewas dibunuh mafia narkoba pada 17 Desember 1986 silam di Bogota. Ia tewas diterjang berondongan peluru di depan kantor media El Espectador, tempat kerjanya.