:
Oleh Wandi, Jumat, 24 Juni 2016 | 16:53 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 497
Jakarta, InfoPublik - Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan penyanderaan tujuh WNI di perairan Sulu, Filipina Selatan, bukan ulah Abu Sayyaf, melainkan sempalannya.
"Saya dapat info dari intelijen, ini bukan Abu Sayyaf tapi sempalan Abu Sayyaf yang di luar, bukan ideologi tapi pragmatis," katanya di gedung DPR Jakarta, Jumat (24/6).
Karena itu, Akom meminta upaya pembebasan bisa dipercepat karena sebelumnya sudah ada pengalaman dalam menyelamatkan para korban.
Saat ditanya apakah perlu menggunakan pendekatan militer, politikus Golkar itu menjawab tidak perlu.
"Tidak usah karena ini premanisme, vandalisme yang sesungguhnya bisa dilakukan dengan persuasif. Tapi ini harus kerjasama dengan pemerintah setempat agar tidak berulang. Ini kan menyangkut keamanan nasional negara tersebut, bukan ideologi gerakan-gerakan teroris," tambahnya.
Pemerintah segera mengambil langkah untuk membebaskan 7 WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.
Menurut politikus yang akrab disapa Akom, karena kejadian ini sudah ketiga kalinya tentu aparat pemerinntah sudah punya pengalaman. Apalagi dalam dua kasus sebelumnya terbukti cukiup efektif.
"Tapi saya ingatkan jangan sampai lengah dan kalau bisa prosesnya dipercepat. Tidak boleh aparat menganggap masalah enteng karena semua harus sistematis," kata Akom.
Diketahui ketujuh WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf merupakan anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 yang menarik Tongkang Roby 152.