Panglima TNI: Penangkapan Kapal Ikan China Sesuai Prosedur

:


Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 23 Juni 2016 | 09:52 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan penangkapan kapal berbendera China di perairan Natuna sudah sesuai dengan prosedur.

Menurutnya, TNI akan melakukan tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku terhadap kapal berbendera China yang menangkap ikan di perairan Natuna. "Tentunya akan diadakan penyidikan kemudian proses hukum, apakah kapalnya akan ditenggelamkan itu nanti, setelah keputusan hukuman, jangan buru-buru ditenggelamkan,” ujar Panglima TNI, melalui siaran pers, Rabu (22/6).

Penangkapan Kapal Ikan China oleh TNI AL akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perairan Natuna merupakan tempat terjadinya pelanggaran wilayah terutama kegiatan illegal fishing.  “Jadi kapal-kapal ikan ini masuk ke ZEE kita, kemudian dia mencuri ikan disitu, tentunya TNI AL menangkap, untuk diadakan proses hukum,” ungkap Gatot.

Panglima TNI menegaskan, TNI akan melakukan tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku terhadap kapal berbendera China yang menangkap ikan di perairan Natuna. "Tentunya akan diadakan penyidikan kemudian proses hukum, apakah kapalnya akan ditenggelamkan itu nanti, setelah keputusan hukuman, jangan buru-buru ditenggelamkan,” ujar Panglima TNI.

Indonesia tidak mengenal wilayah perikanan tradisional yang selama ini diklaim China. “Kita tidak mengenal itu,  itukan persepsi mereka, yang kita lakukan sudah sesuai prosedur semuanya,” kata Panglima TNI.

Langkah antisipasi terus dilakukan oleh TNI dengan mengintensifkan kegiatan patrol di perairan Natuna. ”Kita mengirimkan 5 KRI dan 1 pesawat CN untuk mengintai, tujuan kita adalah jangan sampai masuk lagi dan kita antisipasi dengan menangkapnya, kalau kita tidak menangkap berarti kita tidur,” tegas Panglima TNI.

Pembangunan Armada dan Alutsista Drone merupakan upaya menjaga keamanan laut pada wilayah pulau terdepan. Peran Drone menjadi sangat vital sebagai Alutsista pendukung Armada dalam pengamanan Laut Indonesia. “Drone itu dimanfaatkan sebagai pesawat tanpa awak yang bisa terbang sendiri, bisa mengintai dan menginformasikan apa yang dilewati,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.