Kominfo Selenggarakan Program SDBT

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 19 April 2016 | 20:36 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 449


Jakarta, InfoPublik - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meluncurkan program gagasan Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) yang terbuka bagi kaum muda.

"Program ini untuk memberikan solusi terpadu bagi masalah desa tertinggal dan gagasan-gagasan segar yang datang dari masyarakat sendiri, tentang kaum muda," kata Rudiantara di Jakarta, Jumat (15/4).

Menteri Rudiantara mengatakan program ini juga merupakan pengembangan dari broadband teknologi aplikasi kota besar kepada desa tertinggal, terdalam dan terluar (3T) yang betul-betul konprehensif dan secara terintegrasi satu dengan yang lain atau secara ekosistem pendekatannya.

Namun demikian, Menteri Rudiantara berharap, program solusi desa tersebut nantinya bukan hanya sekedar sumbangan perangkat saja, atau aplikasi saja, tapi yang lebih penting adalah pendampingan.

Menurutnya pendampingan sering dilupakan. Ia mencontohkan ketika  belajar mengikuti proses aplikasi nelayan di Lombok beberapa hari lalu.

"Saya bicara dengan salah seorang nelayan, dan mereka rupanya tidak bisa diberikan handset, walaupun gratis, diajari bagaimana menggunakan handset, melihat aplikasi cuaca, melokalisasi planton di laut dan bagaimana gunakan aplikasi memantau harga ikan bisa selesai. Oleh karena itu perlu pendamping sebanyak enam kali sehingga desa nelayan menggunakan aplikasi itu secara optimal," kata Rudiantara.

Menkominfo juga berharap Ditjen IKP masuk dalam sistem ini, apakah bisa masuk seperti kelompok capir yang bisa memanfaatkan aplikasi desa ini. Seperti diketahui kelompok capir yang dulu dalam kontek lapangan pertanian seperti yang dilakukan di Kabupaten Brebes yang bisa mengaddres dan membawa teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas petani.

"Ada cara dalam meningkatkan produktivitas pertanian, pertama bagaimana kita mengaddres, bagaimana produksi pertanian meningkat. Disini yang bisa menjawab adalah ahli pertanian, karena para petani banyak yang gaptek. Meskipun ada HP namun mereka bertanya dilakukan oleh anaknya dengan sms," katanya.

Begitu juga di wilayah perbatasan, lanjut Menteri, yang tidak ada listrik tapi ponselnya smartphone yang hanya digunakan untuk memotret saja. Oleh karena itu, program ini betul-betul menyasar kepada peningkatan produktivitas seperti aplikasi petani untuk mengaddres pemasaran atau pendistribusian hasil produksi pertanian.

Direktur Telekomunikasi Khusus Kemkominfo Ismail mengatakan, melalui SDBT 2016 ini para peminat atau peserta ditantang untuk merumuskan solusinya dalam bentuk video berisi gagasan pemecahan masalah yang ada pada desa-desa tertinggal. Video berdurasi tiga menit tersebut harus diunggah ke platform youtube. Panitia akan memilih 50 ide terbaik untuk diikutkan dalam babak improvisasi ide.

Setelah itu, akan disaring kembali dan dipilih finalis sebanyak 25 tim untuk mengikuti bootcamp. Pada presentasi final, penyelenggara akan memilih enam aplikasi dengan solusi yang dianggap terbaik. Mekanisme selengkapnya bisa dilihat http://www.solusi.broandband-desa.go.id

Ismail menambahkan, sasaran program ini ditargetkan untuk desa tertinggal yang meliputi desa nelayan, desa pedalaman, dan desa pertanian. Solusi teknologi yang digagas bisa mencakup pemecahan masalah seperti mata pencaharian, akses layanan kesehatan, akses layanan keselamatan, dan akses layanan keamanan. Sedangkan solusi yang diharapkan meliputi komponen jaringan, perangkat, aplikasi, pendampingan dan implementasi.

"Program ini dijalankan secara terpadu, mulai dari pengembangan solusi, penerapan hingga pembinaan dan pendampingan yang mengikut sertakan komponen profesional dan masyarakat lokal yang relevan," kata Ismail.