:
Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 13 April 2016 | 14:59 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 550
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertahanan menggandeng organisasi Muhammadiyah untuk terlibat dalam pembinaan kesadaran bela negara, guna menghadapi kompleksitas ancaman sekaligus mewujudkan ketahanan nasional.
Keterlibatan organisasi Muhammadiyah ditandai dengan penandatanganan MoU yang dilakukan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir dan Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Timbul Siahaan yang disaksikan Menhan Ryamizard Ryacudu di kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (13/4).
Menteri Ryamirzad mengapreasiasi kepada PP Muhammadyah atas dukungan terhadap pembinaan kesadaran bela negara. Menurutnya kesepakatan bersama Kemhan dan Muhammadyah berdasarkan pertimbangan kesadaran bela negara tidak dibawa sejak lahir atau tumbuh dengan sendirinya, tetapi perlu ditumbuh kembangkan melalui berbagai kegiatan internalisasi, antara lain melalui pendidikan atau pembinaan kesadaraan bela negara.
"Dari MoU tersebut Muhammadiyah akan memfasilitasi pendidikan bela negara pada setiap kegiatan yang dilaksanakan melalui lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah seperti perguruan tinggi, sekolah, seminar dan rapat pimpinan pengurus," kata Menhan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Menhan Ryamizard, kesadaran bela negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Hal tersebut merupakan bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional. Kesadaran bela negara menurutnya, dapat diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara masing-masing.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Muhammadyah selain memiliki lembaga perguruan tinggi juga memiliki pendidikan sekolah dasar, dan menengah, pesantren dan pelayanan panti asuhan.
Lewat institusi ini Muhammadiyah akan melakukan program bukan hanya instruksi tapi program-program yang konkret.
Ia mengaku, Muhammadyah sudah memiliki program-program yang melekat di dalam pembinaan keislaman dan kemuhammadyahan. "Kita punya suatu dokumen tentang negara Pancasila darul ahli wa asadah, yaitu sebuah komitmen muhammadyah dalam hal menanamkan pancasila di dalam kehidupan kewargaan kemudian juga kita program pendidikan kewargaan ini sudah lama berlangsung dari tingkat dasar sampai menengah," katanya.
Jadi poin yang paling penting sekarang ini adalah memperluas area kesadaran berbangsa dan bernegara dan ada pembelaan pada setiap warga negara terhadap negerinya dan bangsanya, katanya.