- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Minggu, 15 Desember 2024 | 15:00 WIB
: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat menghadiri kegiatan Pengenalan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia dalam Program Makan Bergizi di Sekolah di Jakarta, Sabtu (14/12/2024)/Foto : Humas Bapanas
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Minggu, 15 Desember 2024 | 14:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 94
Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengajak masyarakat, khususnya kaum ibu, menyiapkan makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) untuk anak-anaknya.
Hal itu disampaikan saat menghadiri kegiatan Pengenalan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia dalam Program Makan Bergizi di Sekolah di Jakarta, Sabtu (14/12/2024)
Menurut Arief, makanan sehat dapat diperoleh melalui kreativitas keluarga dengan mengutamakan penggunaan sumber daya lokal.
"Kemandirian pangan adalah bagian dari upaya bersama untuk mendukung visi Presiden RI Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan. Konsumsi pangan yang baik harus dimulai dari produksi pangan dalam negeri, termasuk yang bisa dihasilkan dari pekarangan sendiri," ujarnya dalam keterangan yang diterima InfoPublik pada Minggu (15/12/2024).
Kepala Bapanas menjelaskan pentingnya komposisi makanan sehat yang terdiri dari sepertiga karbohidrat, sepertiga sayuran, dan sisanya protein. Ia menekankan, jika sudah makan nasi, masyarakat tidak perlu menambahkan singkong, kentang, atau sagu sebagai sumber karbohidrat.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, program Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan untuk memberikan asupan makanan bergizi secara gratis di sekolah. Arief menyebut program ini dirancang untuk mencerdaskan anak bangsa sekaligus menciptakan ekosistem pangan yang mandiri.
Arief juga menekankan pentingnya pengurangan food loss and waste yang masing-masing mencapai 14 persen dan 17 persen di Indonesia. “Program ini juga melibatkan peternak lokal melalui peran BUMN pangan sebagai offtaker. Dengan begitu, kita bisa mendukung perekonomian lokal dan mendorong konsumsi pangan yang diproduksi dalam negeri,” katanya.
Peran Guru dan Keluarga dalam Edukasi Gizi
Sementara Wakil Menteri (Wamen) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mendukung ajakan Arief dan menyoroti pentingnya edukasi terkait gizi baik di keluarga maupun sekolah. “Ibu-ibu harus kreatif memberikan yang terbaik untuk anak. Selain itu, sekolah perlu mendekatkan diri pada parenting agar pendidikan soal gizi bisa terintegrasi," jelas Veronica.
Sementara itu, Ketua Indonesia Gastronomy Community (IGC), Ria Musiawan, menyebut program MBG sebagai inisiatif strategis yang tidak hanya memenuhi kebutuhan biologis tetapi juga membentuk karakter anak melalui kebiasaan makan sehat. "Makan siang di sekolah dapat menjadi sarana untuk mengajarkan etika makan, kerja sama, dan pola makan yang penuh kesadaran," ujarnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Prof. Nila Moeloek, Menteri Kesehatan Periode 2014-2019, serta para pejabat Bapanas dan guru dari wilayah Jakarta. Semua pihak berharap program ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan serta kesehatan generasi muda Indonesia.