Kurangi Resiko Kecelakaan, BPTJ Beri Pelatihan Pengereman di Turunan untuk Angkutan Barang

: Peserta Bimtek tengah mempraktekan cara pengereman angkutan barang yang tepat di turunan. Foto : BPTJ


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 19 November 2024 | 11:06 WIB - Redaktur: Untung S - 139


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan memberikan Bimbingan Teknis mengenai tata cara pengereman angkutan barang. Kegiatan ini kembali di gelar dalam rangka mengurangi resiko kecelakaan di turunan, khususnya pada angkutan barang.

Bimbingan teknis selama dua hari ini merupakan pelatihan yang ketiga kalinya sepanjang 2024. Ini merupakan angkatan kedua dan ketiga yang akan diselenggarakan pada Selasa, 19 November 2024. Pada September lalu, BPTJ telah menyelenggarakan kegiatan yang serupa untuk angkatan pertama bagi pengemudi angkutan penumpang (bus).

Sebanyak 44 pengemudi dari 25 perusahaan operator angkutan barang di Jabodetabek mengikuti kegiatan ini. Acara ini merupakan bagian dari agenda tahunan BPTJ sejak 2021 yang bertujuan membekali pengemudi dengan pengetahuan dan keterampilan pengereman yang berkeselamatan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Angkutan BPTJ, Solihin Purwantara, menyampaikan bahwa Bimtek tersebut sangat diperlukan untuk menurunkan tingkat kecelakaan yang sebagian besar terjadi karena disebabkan rem blong (brake fading).

Ia juga menambahkan, penguasaan teknik pengereman juga menjadi bagian dari implementasi Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) yang wajib diterapkan oleh operator angkutan barang dan penumpang.

"Apa yang kami lakukan hari ini dan besok adalah untuk memberikan bimbingan kepada para pengemudi untuk tata cara di turunan dan mengendarai truk di tanjakan," jelas Solihin sebagaimana dikutip InfoPublik pada Selasa (19/11/2024).

Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), selama kurun waktu 2020-2022 terjadi sedikitnya 30 kejadian truk yang rem blong.

"Untuk melakukan pengereman diperlukan ilmu dan keterampilan, biasanya rem hanya mengandalkan pedal, namun ternyata selain itu ada engine brake. Oleh karena itu, pada Bimtek ini akan diperkenalkan seperti apa tata cara dari engine brake dimaksud agar lebih selamat. Lokasi yang kami pilih juga mempunyai kontur jalan menanjak dan menurun sehingga dapat langsung mengaplikasikan teori engine brake tersebut," urai Solihin.

Dirinya menambahkan, untuk memperluas jangkauan informasi tentang pentingnya teknik pengereman, BPTJ telah menyediakan informasi melalui kanal YouTube sehingga para pelaku usaha, operator dan pemilik kendaraan dapat lebih mudah mengaksesnya.

Selain diseminasi informasi, pihaknya juga membentuk group khusus bagi para alumni Bimtek. Setiap pagi pihaknya selalu mengingatkan mengenai tata cara sebelum berangkat (fit to work) yang meliputi pemeriksaan kendaraan sebelum berangkat, mengecek sistem pengereman, dan memastikan diri dalam keadaan sehat.

"Kami juga selalu menghimbau kepada awak kendaraan atau pengemudi, apabila salah satu dari unsur tersebut tidak terpenuhi maka dianjurkan tidak melakukan perjalanan. Selain itu, kami selalu menekankan agar jangan ada toleransi terhadap resiko terjadinya kecelakaan," pungkasnya.

Dalam kegiatan ini, BPTJ melibatkan berbagai pihak seperti KNKT, Jasa Raharja, MIROS (Malaysia Institute of Road Safety Research), dan KyFu sebuah lembaga pendidikan safety riding untuk menyampaikan materi secara teori dan praktek. Selain belajar teknik pengereman, peserta juga diajarkan cara melakukan inspeksi kendaraan yang benar sebelum mengoperasikan truk berbobot lebih dari 20 ton tersebut.

BPTJ berharap peserta dapat menjadi agen perubahan di perusahaan masing-masing dengan menyebarkan ilmu dan keterampilan yang didapat, sehingga mampu mengurangi angka kecelakaan di jalan.

"Kami mengapresiasi dukungan dari 12 perusahaan yang berkomitmen meningkatkan keselamatan transportasi melalui kegiatan ini. Dengan langkah ini, BPTJ terus berkomitmen untuk memperkuat upaya menjadikan jalan raya lebih aman bagi semua pengguna jalan," tutup Solihin.

Tata Cara Pengereman

Sesaat sebelum kendaraan menurun pengemudi diharapkan sudah memindahkan transmisi ke posisi yang lebih rendah. Jika dirasa belum cukup untuk menurunkan kecepatan, maka perlu dilakukan pengaktifan saklar exhaust brake.

Saklar ini perlu dijaga pada putaran mesin di atas 1500 rpm. Untuk menjaga pada putaran ini dapat dibantu dengan menonaktifkan exhaust brake jika putaran mesin lebih rendah dari 1500rpm atau menggunakan retarder (jika dilengkapi) dan service brake (pedal rem).

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 24 November 2024 | 04:13 WIB
Strategi Padang Sambut Liburan Nataru: Aman, Nyaman, dan Bebas Premanisme
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 23 November 2024 | 07:45 WIB
Kementerian Perhubungan Antisipasi Pergerakan Masyarakat saat Libur Nataru
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 23 November 2024 | 07:15 WIB
Indonesia Bahas Sejumlah Agenda Penting di Sidang Dewan IMO ke-133
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 23 November 2024 | 06:40 WIB
PTP Nonpetikemas Kembali Raih Peringkat Perak di SNI Award 2024
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 23 November 2024 | 06:20 WIB
InJourney Airports Jadi Salah Satu Terbaik di Indonesia
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 23 November 2024 | 06:15 WIB
Pelabuhan Benoa Dapat Atensi dari Dubes Austria
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 23 November 2024 | 05:30 WIB
PELNI Imbau Pengguna Jasa Antisipasi Kepadatan Pelabuhan saat Libur Nataru