- Oleh Dian Thenniarti
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 19:03 WIB
: Ilustrasi Kantor Kementerian di IKN/Foto : Biro Komunikasi Publik Kementerian PU
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 5 November 2024 | 21:01 WIB - Redaktur: Untung S - 200
Jakarta, InfoPublik – Dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berkomitmen untuk membangun kota yang berkelanjutan. Tiga strategi transformasi telah disusun sebagai landasan utama untuk mengembangkan kawasan perkotaan yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan, sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Strategi pertama adalah membangun kota yang layak huni, inklusif, dan berbudaya. Kedua, mewujudkan kota hijau yang tangguh terhadap perubahan iklim. Ketiga, menciptakan kota maju dengan daya saing tinggi. Kementerian PU berharap melalui langkah-langkah ini, kawasan metropolitan dapat berkontribusi hingga 48,92 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional pada 2045.
Dalam acara Seminar Nasional Kota Berkelanjutan Ke-3 yang diselenggarakan oleh Universitas Trisakti secara daring, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya, Johanes Wahyu, yang mewakili Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, menekankan pentingnya penerapan konsep kota berkelanjutan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pemindahan ibu kota negara bukan hanya soal perpindahan pemerintahan, tetapi juga tentang membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru yang kita sebut sebagai superhub ekonomi IKN untuk mengurangi ketimpangan wilayah antara kawasan barat dan timur Indonesia,” jelas Wahyu dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Selasa (5/11/2024).
Konsep pembangunan IKN mengusung tema “Future Smart Forest City,” yang dirancang tidak hanya untuk mencerminkan identitas nasional, tetapi juga untuk menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Konsep ini menggabungkan elemen kota pintar yang modern dan berstandar internasional, sekaligus mempertahankan kelestarian alam.
Wahyu menambahkan bahwa pembangunan IKN mencakup berbagai transformasi, mulai dari pelestarian alam, pengembangan budaya, hingga aspek bermukim dan mobilisasi yang modern. “Transformasi ini akan menjadi landasan utama dalam menciptakan kota yang modern, berkelanjutan, dan inklusif, serta membawa Indonesia ke arah yang lebih maju,” ujar Wahyu.
Selain itu, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, Kementerian PU menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Wahyu menyatakan bahwa kolaborasi antar instansi diperlukan untuk mendorong inovasi dalam pengembangan teknologi dan kebijakan pembangunan perkotaan.
“Saya berharap sinergi antara Kementerian PU dan Universitas Trisakti terus diperkuat, terutama dalam pengembangan SDM keinsinyuran dan ilmu pendukung lainnya untuk mewujudkan kota layak huni yang berkelanjutan,” tutup Wahyu.
Sementara itu, Rektor Universitas Trisakti, Kadarsah Suryadi, menjelaskan bahwa peran akademisi sangat penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. “Melalui edukasi dan inovasi, akademisi dapat menjadi jembatan yang menghubungkan gagasan dan implementasi pembangunan berkelanjutan,” jelas Kadarsah.
Kadarsah juga menambahkan bahwa seminar ini menjadi wadah bagi akademisi, peneliti, industri, dan pemerintah untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman. “Semoga kegiatan ini mendorong penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi tantangan perkotaan dan mendukung keberlanjutan global demi kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya.