Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Produksi Bahan Baku Plastik Ramah Lingkungan

:  Produk petrokimia berupa plastik ramah lingkungan yang pertama di Asia Tenggara/ foto: Pertamina


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 26 September 2024 | 13:50 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 51


Jakarta, InfoPublik – PT Pertamina (Persero) melalui PT Polytama Propindo (Polytama) berhasil memproduksi plastik ramah lingkungan yang pertama di Asia Tenggara. Hal itu sebagai wujud komitmen Pertamina dalam mengimplementasikan bisnis berkelanjutan melalui pemanfaatan ekosistem hilir energi.

Pertamina pun bersama insan media berkunjung ke PT Polytama Propindo (Polytama) afiliasi Pertamina, yang merupakan anak perusahaan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro). Kegiatan itu merupakan rangkaian kegiatan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2024, khususnya wilayah Teritori Jawa Bagian Barat (JBB).

Pada kunjungan tersebut, insan media diajak melihat secara langsung proses produksi produk petrokimia berupa plastik ramah lingkungan yang diproduksi Polytama.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan, melalui kegiatan media visit ke Polytama ini, diharapkan insan media dapat terinspirasi membuat karya jurnalistik mengenai ekosistem hilir energi yang menghasilkan produk petrokimia ramah lingkungan.

“Melalui peran media, masyarakat dapat mengetahui penggunaan plastik yang tepat dan ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari,” kata Fadjar dikutip dari siaran pers Pertamina pada Kamis (26/9/2024).

Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan menambahkan, disebut ramah lingkungan karena bahan baku plastik jenis polipropelina ini mudah di daur ulang “iam recyclable” dengan metode pirolisis tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya.

Ekosistem hilir energi itu berbahan dasar propylene dalam fase gas, yang dihasilkan dari proses pengolahan (distilasi) Minyak Bumi sehingga menghasilkan produk petrokimia berupa bijih plastik sebagai bahan baku plastik yang ramah lingkungan.

Propylene dalam fase gas ini dihasilkan dari Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan yang merupakan unit operasi dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina.

“Bahan baku plastik jenis polipropelina yang diproduksi Polytama dengan merk dagang Masplene®️ memiliki 2 (dua) bentuk yakni pellet maupun granule. Inovasi produk granule ini merupakan inovasi Polytama dan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara,” ujar Dwinanto.

Beberapa sektor Industri secara nasional kemudian membuat produk olahan dari bijih plastik jenis polipropelina, masyarakat dapat membedakan plastik ramah lingkungan dengan mudah, yakni bertanda simbol segitiga dengan kode plastik 5, mulai dari kemasan makanan dan minuman, karung plastik, peralatan Rumah Tangga dari plastik, tas belanja spunbond, plastik film Laundry, karpet, masker, APD, hingga part otomotif dan elektronik.

Polytama menghasilkan bijih plastik jenis polipropelina sebanyak 300.000 ton Pertahun, 23.000-24.000 Metrik Ton (MT) perbulan atau 780-800 MT Per harinya. Produk Polytama juga telah memperoleh kualifikasi tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai 81,83 persen.

Menurut Dwinanto, untuk mendukung kemandirian sektor petrokimia, Polytama akan meningkatkan kapasitas perusahaan hingga dua kali lipat pada 2027 atau menjadi 600.000 ton per tahun dari yang sebelumnya 300.000 ton per tahun melalui proyek Polypropylene plant Balongan.

"Rencana Tahun 2027 akan menjadi 600.000 metrik ton. Itu artinya nanti 2027, Polytama akan menjadi produsen polipropilena terbesar di Indonesia," tutup Dwinanto.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 27 September 2024 | 13:39 WIB
Aset Pertamina Tumbuh 32 Persen Pascarestrukturisasi, Capai USD91,1 Miliar pada 2023
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 27 September 2024 | 11:00 WIB
Meningkat di Peringkat EGDI, Indonesia Masih Harus Atasi Kesenjangan Digital
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 26 September 2024 | 14:28 WIB
Dukung UMKM Lokal, Pertamina Hadirkan 60 UMKM di Ajang MotoGP Mandalika 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 September 2024 | 14:00 WIB
Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 Dorong Digitalisasi UMKM di Lombok
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 September 2024 | 21:32 WIB
Pertamina Grand Prix Of Indonesia jadi Ajang Kebanggaan Masyarakat Lombok
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 September 2024 | 14:00 WIB
Antusiasme Masyarakat Tinggi di Riders Parade Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 September 2024 | 23:15 WIB
Pertamina Raih Penghargaan di FORDIGI SUMMIT 2024 Berkat Inovasi Digitalisasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 September 2024 | 21:25 WIB
Pertamina Patra Niaga dapat Apresiasi dari Project Management Institute Amerika