- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 19 September 2024 | 19:50 WIB
: Dalam Sesi Plenari Indonesia International Sustainability Forum 2024, Menteri Koordinator Bdang kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Penadjaitan, menyampaikan bahwa transisi energi harus mendukung pertumbuhan ekonomi, keamanan energi, dan pengurangan emisi secara efektif, Jakarta, Kamis, (5/9/2024). Foto. Humas Kemenko Marves RI.
Oleh Fatkhurrohim, Kamis, 5 September 2024 | 17:29 WIB - Redaktur: Untung S - 229
Jakarta, InfoPublik – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia harus dilakukan secara adil, mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan dekarbonisasi. Hal ini disampaikan dalam Sesi Plenari Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Kamis (5/9/2024), di Jakarta Convention Center.
Menko Luhut menjelaskan bahwa perubahan iklim perlu ditangani tanpa mengorbankan keamanan energi dan stabilitas ekonomi. “Tidak ada satu teknologi tunggal yang dapat menyelesaikan pengurangan emisi global. Kita harus menghindari dogmatisme terhadap satu teknologi pengurangan karbon,” ujarnya.
Indonesia telah membentuk Gugus Tugas Transisi Energi Nasional dan bekerja sama dengan negara-negara International Partners Group (IPG) melalui Just Energy Transition Partnership (JETP), mengidentifikasi lebih dari 400 proyek prioritas di sektor ketenagalistrikan yang siap didanai.
Luhut juga menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi, tetapi juga pada pengembangan industri hijau yang akan menopang ekonomi jangka panjang. “Untuk mempertahankan dan mempercepat transisi ini, kita membutuhkan kolaborasi dan investasi,” tambahnya.
Program Percepatan Energi Terbarukan dan Kemitraan Internasional
Sebagai langkah nyata, PLN telah meluncurkan program Percepatan Penerapan Energi Terbarukan (ARED) dengan target kapasitas energi terbarukan sebesar 480 GW pada 2060. Selain itu, Indonesia bermitra dengan Singapura dalam pengembangan fotovoltaik surya dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS), yang memungkinkan ekspor listrik hijau ke Singapura.
Menko Luhut juga menyebut adanya peningkatan signifikan pada penjualan kendaraan listrik baterai (BEV). Pada paruh pertama tahun 2024, penjualan BEV meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemajuan pesat dalam sektor transportasi hijau.
Dalam menutup pidatonya, Menko Luhut menekankan bahwa setiap negara memiliki konteks berbeda dalam upaya dekarbonisasi. Negara berkembang harus menemukan solusi yang sesuai dengan kapasitas fiskal, akses teknologi, dan realitas politik masing-masing.
Dengan fokus pada keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi, Indonesia terus memperkuat transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau.