- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 21 November 2024 | 08:35 WIB
: proyek pembangunan Junction Palembang (dok Hutama Karya Infrastruktur)
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 6 Agustus 2024 | 15:09 WIB - Redaktur: Untung S - 369
Jakarta, InfoPublik – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), anak usaha PT Hutama Karya (Persero), membangun proyek simpang susun (junction) Palembang yang akan mengintegrasikan Tol Kayuagung-Palembang-Betung dan Tol Palembang-Indralaya- Prabumulih dengan total panjang 8,3 kilometer (km).
"HKI membangun delapan ramp di Junction Palembang, dimana lima ramp ditargetkan rampung di akhir 2024, sedangkan tiga ramp lainnya akan diselesaikan pada 2025,” ujar Direktur Operasi III HKI, Aditya Novendra Jaya, dalam keterangannya di Palembang, seperti dikutip pada Senin (5/8/2024).
Menurut Aditya, pembangunan Junction Palembang sampai dengan pertengahan 2024 cukup progresif.
Junction Palembang ini diharapkan akan memudahkan akses masyarakat dari arah Lampung menuju Prabumulih dan sebaliknya, serta Prabumulih menuju Betung dan sebaliknya tanpa harus keluar atau exit melalui gerbang tol.
“Sebelumnya, masyarakat yang melewati tol Kayuagung-Palembang-Betung dan akan menuju ruas Palembang-Indralaya-Prabumulih dan sebaliknya harus melalui exit tol dan jalan nasional. Nantinya jika sudah beroperasi, Junction Palembang akan menghubungkan langsung kedua tol tersebut sehingga dapat memangkas waktu perjalanan,” jelasnya.
Aditya menjelaskan, dari sisi teknis, Junction Palembang terdiri atas delapan ramp, yang direncanakan memiliki lebar lajur sepanjang empat meter dengan konstruksi struktur tinggi (elevated structure) dan memiliki kecepatan rencana 40- 60 km per jam.
Dalam hal ini perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi ini menerapkan metode erection PCI girder dengan menggunakan launcher agar pembangunan Junction Palembang tidak mengganggu operasional tol aktif di sekitarnya.
“Penyesuaian proses erection girder dilakukan dengan melakukan rekayasa dan manajemen traffic lalu lintas yang aman melalui koordinasi penuh dengan operator tol dan stakeholder terkait yang berkaitan dengan manajemen lalu lintas,” ungkap Direktur Operasi III HKI.
Lebih lanjut Aditya mengatakan, HKI sepenuhnya telah menerapkan teknologi digital construction berupa Building Information Modelling (BIM) untuk menjawab tantangan dan memaksimalkan proses konstruksi.
Penerapan BIM tersebut dimulai dari fase rencana teknik akhir (RTA), fase pelaksanaan shopdrawing (SD), hingga pengukuran kuantitas pekerjaan secara akurat dengan penerapan Terrestrial Laser Scanner (TLS), serta implementasi Photogrammetry untuk monitoring perkembangan pekerjaan lapangan secara langsung (real time).
“Dengan upaya maksimal di lapangan, proyek Junction Palembang nantinya diharapkan dapat mempermudah konektivitas sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Selatan, kata Direktur Operasi III HKI menandaskan.