Tingkatkan Produksi Migas, Pemerintah Optimalkan Pertamina
: Fasilitas produksi Blok Rokan di Riau yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan. Foto : Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Oleh Eko Budiono, Senin, 5 Agustus 2024 | 12:43 WIB - Redaktur: Untung S - 260
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) dalam negeri, dengan mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Pertamina (Persero).
Seperti dilansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (5/8/2024), Pertamina diberdayakan untuk memimpin sejumlah proyek eksplorasi dan produksi migas, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Langkah itu diharapkan mampu menggenjot produksi migas nasional untuk mengejar target produksi 1 juta barel minyak dan gas bumi sebesar 12 Billion Cubic Feet (BCF) pada 2030 ,juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja baru.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, bahwa produksi minyak dan gas bumi di Indonesia terus mengalami penurunan, akibat berkurangnya cadangan dan tantangan teknis dalam hal eksplorasi.
Menurut Arifin, pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan produksi migas Indonesia dengan berbagai strategi.
"Dari tahun 2020 memang produksi minyak bumi terus turun karena kita sekarang mengelola lapangan-lapangan tua dan belum ketemu prospek lapangan minyak baru, tapi kita selalu mengupayakan prospeknya," kata Arifin di Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Merespons tantangan tersebut, Arifin membeberkan pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek, yaitu dengan meningkatkan produksi dari lapangan-lapangan eksisting ditambah penggunaan Enchanced Oil Recovery (EOR).
EOR adalah metode perolehan minyak tahap lanjut dengan cara menambahkan energi berupa dari material atau fluida khusus yang tidak terdapat dalam reservoir minyak.
Terdiri dari melakukan pengeboran lebih dari 1.000 sumur pengembangan setiap tahun, reaktivasi sumur idle sebanyak 1.000-1.500 sumur per tahun, serta percepatan eksekusi CEOR Minar Area 2, Steamflood Rantau Bais dan simple sulfactant Balam South.
Dari strategi jangka pendek tersebut, hasilnya mulai terlihat dengan terjadinya peningkatan produksi minyak di Blok Rokan, dengan anak usaha milik Pertamina sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), yakni Pertamina Hulu Rokan.
"Sekarang yang terbesar produksi (minyak bumi) adalah Pertamina Hulu Rokan, dari data per 30 Juni 2024, produksinya sebesar 157 ribu barel per hari," ujar Arifin.
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id