:
Oleh Baheramsyah, Senin, 20 Maret 2023 | 22:16 WIB - Redaktur: Untung S - 546
Jakarta, InfoPublik - Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama The SeaCleaners (NGO Prancis) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan ruang lingkup kebersihan lingkungan laut, sekaligus peluncuran operasi Kapal Mobula 8, Senin (20/3/2023).
Kapal Mobula 8 merupakan kapal yang didatangkan dari Prancis ke Indonesia pada 9 Desember 2022 untuk membersihkan sampah di lautan. Kapal itu akan beroperasi di sekitar perairan Bali pada tahun ini.
“Hari ini kita semua berkumpul di sini untuk mendukung komitmen Presiden Republik Indonesia untuk mengurangi sampah plastik laut dan berkomitmen membersihkan daerah pesisir dari sampah laut khususnya di sekitar Teluk Benoa, Bali,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Helyus Komar mewakili Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi.
Indonesia saat ini memiliki Rencana Aksi Nasional (renaksi) dengan lima prioritas, yaitu gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan, pengelolaan sampah yang bersumber dari darat, penanggulangan sampah di pesisir dan laut, mekanisme pendanaan, kelembagaan, pengawasan dan penegakan hukum, serta penelitian dan pengembangan. Renaksi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) dan Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai agenda SDGs pada 2030.
“Kemenko Marves telah menetapkan Kebijakan Kelautan Indonesia (KKI) yang berfokus pada Pembangunan Berkelanjutan untuk mengarahkan semua lembaga pemerintah menuju satu arah yang terpadu, sehingga dapat mewujudkan visi Poros Maritim Dunia Presiden RI Joko Widodo dan menjadi negara maritim yang kuat,” tutur Komar.
Pernyataan itu juga didukung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Bali yang mewakili Gubernur Bali, “Hal itu sejalan dengan visi Gubernur Bali, terkait penyucian air laut. Penanganan sampah laut ini perlu terus diperhatikan untuk turut meningkatkan kualitas pariwisata di Bali. Diharapkan acara ini membawa dampak positif bagi keberlanjutan laut di Bali dan nantinya di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Selain itu, The Charge d'Affaires Kedutaan Besar Prancis Laurent Legodec menambahkan, “Kerja sama ini merupakan langkah yang baik dan saya percaya dapat membawa perubahan kepada laut kita. Indonesia dan Prancis telah bersama berkomitmen untuk menyelesaikan masalah sampah laut, semoga kerja sama ini dapat melindungi laut kita”.
“Setelah Kapal Mobula 8, kami berambisi untuk membuat kapal yang lebih besar lagi, Kapal Manta, dan diharapkan dapat mulai dioperasikan pada 2026. Ambisi kami saat ini adalah membantu Indonesia untuk mencapai targetnya mengurangi sampah plastik sebanyak 70 persen pada 2025,“ tambah Presiden SeaCleaners Yvan Bourgnon sebagai pemilik Kapal Mobula 8.
Program itu membutuhkan komitmen yang kuat dari SeaCleaners dan Provinsi Bali untuk mencapai hasil yang signifikan seperti yang kami rencanakan. Dibutuhkan kemitraan yang kuat antara Kemenko Marves, SeaCleaners, dan Pemerintah Provinsi Bali untuk memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Prancis di masa mendatang.
“Saya harap program di Provinsi Bali ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan program, kemudian kita dapat melanjutkan program ini untuk diterapkan di daerah lain, seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat,” Komar menambahkan.
Foto: Istimewa