:
Oleh Dian Thenniarti, Senin, 20 Desember 2021 | 11:04 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 495
Jakarta, InfoPublik - Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi kontribusi sektor logistik (transportasi dan pergudangan termasuk kurir) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga akhir tahun 2021 sebesar Rp676 Triliun atau terkontraksi sebesar 2,03 persen (y-on-y).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Triwulan III-2021 SCI juga memprediksi kontribusi sektor itu pada tahun 2022 sebesar Rp699,1 triliun atau tumbuh sebesar 1,08 persen (y-on-y).
Untuk subsektor transportasi, SCI memperkirakan kontribusi terhadap PDB tahun 2021 sebesar Rp548,8 Triliun atau terkontraksi sebesar 1,36 persen (y-on-y) dan pada tahun 2022 sebesar Rp568,6 Triliun atau tumbuh sebesar 1,15 persen (y-on-y).
Sementara untuk subsektor pergudangan, SCI memperkirakan kontribusi terhadap PDB tahun 2021 sebesar Rp127,2 Triliun atau terkontraksi sebesar 5,54 persen (y-on-y) dan pada tahun 2022 sebesar Rp130,4 Triliun atau tumbuh sebesar 0,71 persen (y-on-y).
Chairman SCI, Setijadi menjelaskan, pertumbuhan sektor logistik tahun 2022 akan didorong terutama oleh kinerja sektor industri pengolahan, terutama non-migas, diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; sektor perdagangan; sektor konstruksi; serta sektor pertambangan.
Pada tahun 2021, kontributor industri pengolahan non-migas adalah industri makanan dan minuman (sebesar 38,4 persen), diikuti industri kimia dan farmasi (11,4 persen), industri barang logam dan elektronik (8,7 persen), industri alat angkutan (8,4 persen), serta industri tekstil dan pakaian jadi (6,1 persen).
"Kinerja sektor logistik pada tahun 2022 juga didorong oleh kinerja ekspor-impor yang terus membaik selama tahun 2021. Pada November 2021, tercatat dari data BPS peningkatan nilai ekspor sebesar 49,70 persen (y-on-y) dan peningkatan nilai impor sebesar 52,62 persen (y-on-y)," jelas Setijadi, Senin (20/12/2021).
Setijadi menyatakan, perusahaan penyedia jasa logistik perlu melakukan perencanaan bisnis yang tepat terkait pertumbuhan tipis sektor logistik pada tahun 2022. Penguatan dan perluasan segmentasi pasar dapat dilakukan terhadap beberapa sektor dan kelompok produk atau komoditas dengan volume dan tingkat pertumbuhan yang baik.
Perusahaan penyedia jasa logistik juga perlu mencermati perubahan sosial dan pola bisnis yang mempengaruhi operasional logistik seperti sharing economy, logistics marketplaces, dan omnichannel logistics.
Selain itu, berbagai perkembangan teknologi terkait perlu dicermati dan dimanfaatkan seperti big data analytics, artificial intelligence, internet of things, block chain, cloud logistics, serta robotics & automation.
Secara internal, perusahaan perlu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dengan peningkatan kapabilitas proses, pemanfaatan teknologi, dan kompetensi SDM.
Foto : Pelindo